Tim DVI Polda Ambil Sampel DNA Kakak Vickyline di Jakarta
Sampel DNA yang diambil di antaranya darah dan cairan mlukosa dari rongga mulut.
Penulis: Abdul Qodir
Editor: Hasanudin Aco
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Satu keluarga yang terdiri ayah, ibu dan seorang putri berusia 9 tahun ikut menjadi korban pesawat Malaysia Airline MH17 (rute Amsterdam-Kuala Lumpur) yang ditembak jatuh di Ukraina pada Kamis (17/7/2014).
Mereka adalah Vickyline Kurniati Kardia (40) yang berkewarganegaraan Indonesia serta Emile Van Muijlwijk (45) dan Adinda Larasati Putri Van Muijlwijk (9) yang berkewarganegaraan Belanda.
Untuk keperlukan identifikasi jenazah Vickyline, tim Disaster Identification Victim (DVI) Polda Metro Jaya baru bisa mengambil sampel DNA dari kakak korban, Boyke, yang berada di Jakarta pada Sabtu (19/7/2014) siang.
Sampel DNA yang diambil di antaranya darah dan cairan mlukosa dari rongga mulut.
"Tadi, DVI dari kepolisian sudah mengambil sampel DNA adik saya, Boyke, di Cipinang," ujar kakak tertua Vickyline, Herry Kardia (56), Sabtu (19/7/2014) malam.
Herry mengaku tidak ingat tanda medis yang ada pada tubuh adiknya. "Tanda lahir adik saya nggak spesifik," ujarnya.
Nantinya, data pembanding pra-kematian (antemortem) keluarga Vickyline ini akan dikirimkan ke DVI Mabes Polri untuk selanjutnya diteruskan ke otoritas berwenang di Malaysia dan Ukraina.
Vickyline Kurniati Kardia adalah anak bungsu dari lima bersaudara. Empat kakaknya yakni Herry Kardia, Franky Kardia (tinggal di Australia,-red), Boyke Kardia dan Wendy Kardia.
Meski setahun terakhir menetap bersama suami dan anak di Singapura, saat ini Vickyline Kurniati Kardia masih berstatus Warga Negara Indonesia (WNI) dengan beralamat tinggal di kawasan Kebayoran Baru, Jakarta Selatan.
Keluarga Vickyline menjadi bagian dari 183 penumpang dan 15 kru pesawat Boing 777 kode penerbangan MH17 rute Amsterdam-Kuala Lumpur, yang ditembak jatuh di wilayah konflik, Kota Shaktarsk, timur Ukraina atau 60 km perbatasan Rusia, pada Kamis (17/7/2014).
Sejauh ini, pihak milisi Ukraina pro-Rusia dan militer Rusia membantah terlibat dan bertanggung jawab atas penembakan pesawat komersil tersebut.