Mampu Ciptakan Pemerintahan Bersih, Bisnis Media Massa Wajib Dikembangkan
Peran media massa di Indonesia saat ini dianggap telah mampu memainkan perannya sebagai pilar ke 4 demokrasi
Editor: Johnson Simanjuntak
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Peran media massa di Indonesia saat ini dianggap telah mampu memainkan perannya sebagai pilar ke 4 demokrasi yang berfungsi sebagai kontrol sosial atau mengontrol kinerja pemerintah.
Walau berada di luar sistem politik formal, media massa di Indonesia diyakini akan berperan sentral dalam menciptakan pemerintahan yang baik.
Hal itu dikatakan Wakil Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Anindya N Bakrie, kepada wartawan di Jakarta, Sabtu (26/7/2014).
Dengan melihat pentingnya fungsi dan perannya itu, Anindya berpendapat bisnis media massa di Indonesia wajib dikembangkan baik oleh jajaran pemerintah, para pelaku bisnis media massa itu sendiri, serta pelaku bisnis lainnya yang terkait.
"Karena begitu stategisnya peran media massa, maka aktifitas bisnisnya wajib dikembangkan," kata Anindya yang menjabat sebagai Presiden Direktur PT Visi Media Asia Tbk (Viva).
Anindya menyampaikan, pihaknya sebagai pelaku bisnis media massa berupaya terus menjaga dan memperkuat pertumbuhan bisnis media massa di Indonesia secara umum dan menyeluruh.
Anindya menegaskan, dalam menjalankan bisnis media massa yang dikelolanya, yakni TV One dan Anteve, pihaknya berpegang pada strategi tiga pilar yaitu micro targeting dengan membidik segmen spesifik, lalu low cost higt impact dengan menghasilkan konten secara in-house, serta innovative customer experience dimana mencoba menggunakan konvergensi media seperti TV, laptop, telepon genggam atau mobile device dan lainnya.
"Strategi tiga pilar tersebut, mampu meningkatkan kinerja secara signifikan," katanya.
Menurut Anindya, pihaknya berhasil tampil beda dibandingkan dengan kompetitor yang telah berhasil membangun pasarnya sendiri tanpa membunuh pasar media massa lain.
"Kami bukan televisi yang menjadi pengikut pasar dan karakter itulah yang terus kami pertahankan," kata Anindya.
Hal itu katanya terbukti dalam survey AC Nielsen pada Januari sampai 25 Juni 2014 di 10 kota besar di Indonesia, dimana TV One yang dikelolanya menjadi televisi berita nomor 1, berdasarkan target audience 15 plus ABC 1 di 10 kota.
Nielsen dalam mengukur kepemirsaan TV pada pilpres 9 juli kemarin juga menganggap TV one meraih persentase tertinggi, yaitu 14,1 persen. Sementara untuk televisi hiburan Anteve berada pada angka 43,9 persen atau yang tertinggi pada saat siaran Piala Dunia 2014.(bum)
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.