Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

KPK Nilai Dampak Pemberitaan WikiLeaks Sangat Menyakitkan Hati

Menurut Bambang, ada beberapa hal yang perlu dikemukakan kepada publik menanggapi polemik percetakan uang Indonesia pada 1999 tersebut.

Penulis: Edwin Firdaus
Editor: Rendy Sadikin
zoom-in KPK Nilai Dampak Pemberitaan WikiLeaks Sangat Menyakitkan Hati
NET
Ilustrasi 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Wakil Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) angkat bicara soal pidato Presiden Susilo Bambang Yudhoyono yang merespon pemberitaan WikiLeaks soal kasus pencetakan uang Indonesia di Australia.

Menurut Bambang, ada beberapa hal yang perlu dikemukakan kepada publik menanggapi polemik percetakan uang Indonesia pada 1999 tersebut.

"Pertama, sinyalemen dugaan korupsi jutaan dolar dalam proyek percetakan uang kertas seperti yang sekarang sedang menjadi perhatian publik pascapemberitaan WikiLeaks memang sangat menyakitkan hati," kata Bambang dalam keterangannya, Minggu (3/8/2014).

Lebih jauh, kata Bambang, KPK juga mengapresiasi pernyataan pemerintah Australia sebagai respon atas pernyatan Presiden SBY. Menurutnya, sikap itu cukup melegakan. "Sembari tetap bertanya dengan hati-hati, apakah ada pihak lain yang diduga terlibat," kata Bambang.

Sementara penanganan kasusnya, KPK mengaku siap menggandeng pihak Australia. Karena itu, KPK menunggu pemerintah Australia memberikan data dan informasi awal soal sinyalemen dugaan korupsi dimaksud.

"Kendati tidak berkaitan dengan Presiden SBY maupun Megawati," kata Bambang.

Sebelumnya, terang Bambang, KPK sendiri pernah berkomunikasi dengan Australia Federation Police (AFP) untuk membangun kerja sama yang lebih serius di bidang penegakan hukum. Khususnya dalam pertukaran data dan informasi mengenai kasus-kasus yang menyangkut tindak pidana korupsi.

Berita Rekomendasi

"Terakhir, KPK akan memantau dan mempelajari serta mengkaji informasi yang berkembang. Membangun komunikasi kembali dengan AFP maupun Pemeriktah Australia, kemudian akan mengambil langkah hukum yang tepat sesuai pokok masalah," imbuh Bambang.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas