Alumni Cipayung Berharap Relawan Jokowi Tidak Beradu Sodorkan Calon Menteri
Alumni Cipayung mengajak semua relawan dan pendukung pasangan capres-cawapres Jokowi - Jusuf Kalla tidak beradu menyodorkan calon menteri.
Penulis: Domu D. Ambarita
"Merekrut bukan perwakilan kesukuan atau daerah, dari Bali, dari Papua. Tidak. Tetapi lebih perlu melihat seorang calon secara profesional, kompetensi, kapabilitas, dan integritas dan rekam jejaknya," kata dia.
Terkait kebijakan Jokowi mengundang partisipasi masyarakat memilih dan mengusulkan calon menteri berdasarkan kuis online, Alumni Cipayung menilai seseuatu terobosan yang bagus. Namun ada hal perlu yang diingat presiden terpilih, jangan mengandalkan kuis dalam memilih dan mengangkat menteri. "Jangan sekadar mencari gaya-gaya ngepop, tetapi harus betul-betul melihat rekam jejak dan ideologi mereka," kata Gusma.
***
Kelompok Cipayung
Kemarin, Gusma bersama sejumlah mantan aktivis organisasi mahasiswa berbasis keagamaan, yang tergabung dalam Kelompok Cipayung, bersilaturahmi ke redaksi Tribun di Jalan Palmerah Jakarta Pusat. Mereka diterima General Manager Newsroom Tribun Network Febby Mahendra Putra.
Para mantan ketua umum dan sekretaris sejumlah organisasi kemahasiswaan baru-baru ini mendeklarasikan pembentukan Ikatan Cipayung. Mereka umumnya aktif kebagai pimpinan organisasi tahun antara 2006 hingga 2013.
Mereka antara lain mantan Ketua Umum PB HMI Noer Fajrieansyah, mantan Ketua PB HMI Muhammad Syafii, mantan Ketua Umum PMII Addin Jauharudin, mantan Ketua Presidium PMKRI Stefanus Gusma. Kemudian mantan Ketua Presidium GMNI Deddy Rachmady, mantan Presidium KMHDI Wayan Sudane, mantan Sekretaris Umum GMKI Yozthin Thelik, dan mantan Ketua Umum IMM Sihadul Mubarak.
Cikal bakal Kelompok Cipayung adalah sebuah diskusi bertema "Indonesia yang Kita Cita-Citakan". Ada empat ormas pemuda yang menyelenggarakan diskusi pada tanggal 19-22 Januari 1972 itu di Cipayung, Puncak, Jawa Barat.
Pertemuan itu kemudian menghasilkan kesepakatan terbentuknya "Kelompok Cipayung". Kesepakatan tersebut ditanda-tangani oleh pimpinan keempat organisasi itu, yakni Akbar Tanjung (Himpunan Mahasiswa Islam/HMI), Soerjadi (Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia/ GMNI), Chris Siner Key Timu (Perhimpunan Mahasiswa Katolik Republik Indonesia/PMKRI) dan Binsar Sianipar (Gerakan Mahasiswa Kristen Indonesia/GMKI). Belakangan organisasi kemahasiswaan lainnya bergabung ke Kelompok Cipayung seperti Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII), Kesatuan Mahasiswa Hindu Dharma Indonesia (KMHDI), dan Himpunan Mahasiswa Buddhis Indonesia (Hikmahbudhi). (domu d ambarita)