Jumhur: Aktivis Jadi Pejabat Sering Lupa Diri
Kata dia, para aktivis yang duduk di pemerintahan dan parlemen tersebut selalu partisipatif dalam mengambil keputusan.
Penulis: Taufik Ismail
Editor: Hasanudin Aco
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Taufik Ismail
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Mantan Kepala Badan Nasional Penempatan dan perlindungan Tenaga Kerja Indonesia (BNP2TKI) Jumhur Hidayat bilang ada nilai positf dari para aktivis yang kini menjadi pejabat.
Kata dia, para aktivis yang duduk di pemerintahan dan parlemen tersebut selalu partisipatif dalam mengambil keputusan.
"Biasanya mengundang anak buah untuk berpartisipasi sebelum keputusan itu diambil sehingga tidak ada budaya feodal dan seolah olah pimpinan atau pejabat suatu instasi itu menegerti semua hal," ujar Jumhur dalam diskusi Jaringan Prodemokrasi di Galeri Cipta II, Cikini, Jakarta, Kamis (14/8/2014).
Selain itu lanjut Jumhur, para aktivis dalam melaksanakan kerja atau kegiatan biasanya berorientasi pada output. Karena, lanjut Jumhur, dengan orientasinya tersebut maka hasil kerja akan terlihat.
"Ketika orang menjabat kemudian tidak ada output yang bisa diukur berhasil dan tidak berhasil ya seperti pejabat buiasa aja, kalo para aktivis biasanya berdasarkan output. Sudah ngapain aja, ada ukurannya," ujar Jumhur.
Namun Jumhur mengatakan para aktivis yang berada di lingkaran kekuasaan tersebut tetap mesti dikawal, karena beberapa diantaranya sering ada yang lupa diri.
"Tetap jarus dikawal dijaga kalo perlu diundang secara formal atau informal untuk kita tanyakan apa yang telah dilakukannya selama bekerja," ujar Jumhur.