IPW Minta Kapolri Tidak Paksakan Jenderal Bintang 2 Jadi Irwasum
Menurut Neta, ada upaya "pengkarbitan jenderal" untuk menduduki kedua posisi tersebut. Padahal, imbuhnya, Irwasum adalah orang ketiga di Polri.
Penulis: Rendy Sadikin
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Indonesia Police Watch berharap elite-elite Polri tidak merusak sistem mutasi dan kaderisasi yang sudah terbangun selama ini di internal kepolisian.
"Jangan hanya karena "perang dingin" antar elite atau pertemanan satu angkatan Akpol atau untuk mengganjal jenderal tertentu, jenderal yang tidak layak lalu dikarbit untuk menduduki posisi strategis," ujar Ketua Presidium IPW, Neta S Pane, dalam pernyataannya, Minggu (24/8/2014).
IPW memantau, saat ini terjadi tarik menarik yang kuat di internal Polri dalam mengisi posisi jabatan Inspektur Pengawasan Umum (Irwasum) dan Asisten SDM. Menurut Neta, ada upaya "pengkarbitan jenderal" untuk menduduki kedua posisi tersebut. Padahal, imbuhnya, Irwasum adalah orang ketiga di Polri.
"Posisi ini biasanya diisi Komjen mantap atau senior. Begitu juga Asisten SDM biasanya diisi Irjen mantap atau senior. Namun Kapolri Sutarman pernah melakukan kesalahan. Irjen Anton Bahrul Alam "dikatrol" menjadi Irwasum. Padahal, saat itu ada sejumlah Komjen senior yang bisa jadi Irwasum," imbuhnya.
Kini, lanjut Neta, Anton Bahrul akan memasuki masa pensiun akhir Agustus. Diharapkan Kapolri tidak melakukan kesalahan lagi, sehingga memaksakan jenderal bintang dua untuk menduduki posisi Irwasum.
Meski pengangkatan Irwasum adalah hak prerogatif Kapolri, diharapkan pimpinan Polri ini konsisten melihat bahwa posisi Irwasum adalah posisi untuk Komjen mantap atau senior.
"Alhasil, tidak memaksakan jenderal bintang dua naik menduduki jabatan Irwasum, apalagi jika jenderal bintang dua tersebut tidak memiliki prestasi menonjol, baru beberapa bulan di jabatannya, dan masih meninggalkan "utang kasus" di tempat tugasnya," terang Neta.
Begitu juga untuk Asisten SDM. Menurut Neta, Kapolri harus konsisten posisi tersebut adalah posisi Irjen mantap atau senior. Sebab saat ini ada elite tertentu di Polri sedang berupaya memaksakan Irjen junior yang baru beberapa minggu naik pangkat untuk menduduki posisi Asisten SDM.
"Padahal yang bersangkutan pernah dicopot dari jabatannya karena bermasalah. Sikap konsisten elite-elite Polri diperlukan agar tidak mengganggu psikologis institusi maupun anggota kepolisian, sehingga kepercayaan anggotanya kepada para elite tetap terjaga," tutur Neta.