Sutarman Duga Ada Upaya Pembusukan Terhadap Polri
Dikatakannya ada seorang saksi saat diperiksa tidak kembali setelah meminta ijin untuk keluar
Penulis: Adi Suhendi
Editor: Hendra Gunawan
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Adi Suhendi
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA -- Kapolri Jenderal Sutarman menduga adanya upaya pembusukan terhadap institusi Polri dibalik pernyataan yang dimuat tidak utuh dari Komisioner Kompolnas Adrianus Meliala terkait 'Reskrim Sebagai ATM Pimpinan Polri'.
"Kalau saya menganilisis apakah adakah upaya tertentu untuk pembusukan institusi Polri. Karena jelas tayangannya separu padahal ada tayangan lain. Itu analisis bisa benar bisa salah," kata Sutarman di Mabes Polri, Jakarta Selatan, Jumat (29/8/2014).
Dikatakannya ada seorang saksi saat diperiksa tidak kembali setelah meminta ijin untuk keluar. Padahal saat itu saksi masih dimintai keterangan penyidik.
"Saat diperiksa minta ijin keluar tidak pulang-pulang. Berarti ada yang disembunyikan. Kalau ada yang disembunyikan dari pernyataan Pak Adrianus, silahkan Pak Adrianus menuntut media kepada dewan pers atau KPI (Komisi Penyiaran Indonesia). Silahkan, sehingga semua memberikan pembelajaran," ungkapnya.
Masih menurut Sutarman, jika sesuatu yang saalah dibiarkan dan dianggap benar, akan merusak negeri ini.
Namun dengan adanya kasus yang menyudutkan institusi kepolisian tersebut, Sutarman belum bisa memastikan apakah ada skenario pembusukan institusi polri. Sehingga sebagai pimpinan tertinggi di kepolisian, dirinya mengambil langkah dengan jalur hukum.
"Ini analisis saya ada unsur-unsur itu. Saya ingin mengungkap semuanya sehingga terbuka kepada publik untuk tahu apa yang dibalik ini," ujarnya.
Sebagai Kapolri, Sutarman menegaskan dirinya harus mempertanggungjawabkan sebagai pimpinan Polri.
"Saya harus melindungi 420 ribu anak buahnya yang sudah susah payah siang malam untuk mengembalikan kepercayaan masyarakat kepada insitusi polri diciderai orang yang tidak bertanggungjawab seperti ini," ujarnya.