Jokowi Diminta Pilih Menteri yang Lebih Muda dari Usianya
Jeppri menuturkan, akan lebih baik bagi Jokowi-Jk jika menteri yang dipilihnya dari kalangan muda.
Penulis: Muhammad Zulfikar
Editor: Hasanudin Aco
Laporan Wartawan Tribunnews.com, M Zulfikar
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Direktur Indonesia Law Reforms Institute (ILRIns), Jeppri Firdaus Silalahi, menyatakan bahwa harapan masyarakat terhadap pemerintahan Jokowi-JK ke depan adalah kemampuan untuk menyelesaikan program perubahan sesuai dengan target waktu yang ditentukan.
"Kita berharap kementerian Jokowi-JK tidak berganti selama lima tahun sehingga semua program bisa terselesaikan sesuai target-target yang ingin dicapai dan mampu berjalan secara efektif.
Efektifitas itu tidak hanya ditentukan oleh kemampuan para menterinya tapi juga hubungan emosional serta cara komunikasi antara Jokowi dan para menterinya," kata Jeppri dalam keterangan persnya, Senin (15/9/2014).
Jeppri menuturkan, akan lebih baik bagi Jokowi-Jk jika menteri yang dipilihnya dari kalangan muda. Yang terbaik Menteri Jokowi didominasi oleh orang yang berusia muda apakah itu dari profesional ataupun dari partai politik.
Hal ini menjadi sangat penting mengingat Jokowi memiliki tipikal pemimpin Jawa yang penuh kesantunan dan ewuh pakewuh.
Menurutnya, agak sulit bagi Jokowi yang berusia 53 tahun untuk memberikan perintah yang tegas kepada para menteri yang usianya jauh lebih tua dari dirinya.
"Bahkan jika ada yang terpaut lebih dari 10 tahun meskipun secara konstitusi Menteri merupakan pembantu Presiden, apalagi untuk kementrian yang memang menjadi prioritas bagi Jokowi seperti Kementrian ESDM," tuturnya.
Jeppri memaparkan bahwa diantara nama-nama calon menteri ESDM yang masuk antara lain: Ari Soemarno (65 tahun), Poltak Sitanggang (47 tahun), Karen Agustiawan (56 tahun), Kurtubi (63 tahun), Tumiran (54 tahun), Koentoro Mangkusubroto (67 tahun) dan Evita Legowo (63 tahun), terlihat jelas perbedaan usia yang terpaut cukup jauh.
"Agak sulit dibayangkan bagimana kemudian untuk hal-hal darurat dan mendesak, Jokowi harus memanggil dan memerintahkan menterinya yang sudah sepuh.
Bisa jadi akan ada rasa sungkan yang sesungguhnya tidak perlu terjadi jika menterinya berusia muda. Sulit kita bayangkan bagimana para menteri ESDM berusia sepuh harus melakukan sidak di kawasan-kawasan pertambangan dan minyak yang umumnya tidak berada di tengah kota melainkan di pelosok-pelosok pedalaman, ditengah-tengah laut dan lain sebagainya," paparnya.
Jeppri menegaskan bahwa kinerja Jokowi tidak boleh terganggu karena hal-hal teknis seperti itu. Disisi lain usia sepuh membuat orang kehilangan ketegasan karena mereka menjadi lebih pemaaf di usia itu.
"Tentu tidak mungkin Jokowi mampu memberantas mafia migas dengan menteri berusia sepuh.
Hal tersebut tidak akan terjadi ketika Jokowi memilih Menteri ESDM yang berusia muda disamping kemampuannya yang mumpuni," katanya..