Agus Sempat 'Adu Kuat' dengan Monyet di Jabal Nur
Seorang jamaah haji Indonesia bernama Agus Sulistyo dijambret seekor monyet saat berada di Jabal Nur, Makkah
Editor: Hendra Gunawan
Laporan Wartawan Tribun Kaltim, Kholish Chered
TRIBUNNEWS.COM, MAKKAH - Seorang jamaah haji Indonesia bernama Agus Sulistyo dijambret seekor monyet saat berada di Jabal Nur, Makkah, Rabu (17/9/2014) pukul 12.00 siang waktu Makkah. Agus Sulistyo berasal dari embarkasi Jakarta I Rombongan 8.
Dikatakan Ali, akibat penjambretan yang dilakukan oleh seekor monyet tersebut, satu tas ransel berisi dokumen hilang. Tas tersebut berisi antara lain uang sebesar 105 Riyal, Al-Qur'an, obat jalan, topi, gamis, buku dokumen perjalanan ibadah haji, dan parfum.
Belakangan, ia menceritakan bahwa ternyata ia sempat adu kuat dengan monyet tersebut. ''Saya sempat bengong dan kaget ketika tas saya dibawa lari seekor monyet babon (induk) besar," katanya pada awak Media Center Haji (MCH) Makkah.
"Saya sempat tarik-tarikan dengan monyet itu. Monyetnya sangat besar seperti anak usia lima tahun . Dan waktu itu saya sempat berpikir salah apa saya,'' cerita Agus Sulistyo.
Agus Sulisyo bersama isteri Metalila Sari serta dua pasang suami isteri lainnya berangkat ke Jabal Nur berangkat dari penginapan sekitar pukul 06.00. Sekitar 45 menit kemudian ketiga pasangan ini sampai di Gua Hira. ''Saya ingin mengetahui sejarah Rasulullah dan isterinya,"katanya.
Ketika mau masuk Gua Hira, karena cukup berdesakan, Tas ransel yang semula ditaruh di punggung, dipindahkan ke salah satu lengan saja.
''Kemudian saya lihat segerombolan monyet 5 sampai 7 ekor. Tiba-tiba monyet yang terbesar, mungkin induknya, mendekati dan menarik tas saya. Saya sempat tarik-tarikan dengan monyet. Tapi saya kalah kuat. Monyet tersebut langsung lari diikuti monyet lainnya,''cerita warga Cilincing Jakarta ini.
Saat tasnya dibawa lari monyet, tiba-tiba ada sekitar tiga orang pemuda yang diperkirakannya berusia 35 tahun mendekatinya sambil bertanya,"Ada fulus?".
Agus pun langsung menjawab, "ya". ''Pemuda tersebut langsung lari ke arah monyet. Saya sempat nunggu sekitar 1-1,5 jam , tetapi kok pemuda tersebut tidak datang-datang. Lalu ada anak-anak berusia tujuh tahun mendekati saya dan dengan bahasa isyarat saya minta tolong untuk dicarikan tas saya," katanya.
Tak lama kemudian anak-anak itu datang lagi, tetapi hanya membawa baju gamis dan topi yang kebetulan saya masukkan ke dalam tas ransel. "Ketika saya tanya dimana tas saya, anak-anak itu bilang kalau tasnya sudah masuk jurang. Anak tersebut setelah saya beri uang langsung pergi lagi,''cerita ayah dua anak ini.
''Tetapi saya tidak tahu secara pasti apakah memang kejadian yang saya alami ini dikoordinir atau tidak. Kenyataannya setelah tas saya dijambret dan saya duduk-duduk di sekitar Gua Hira tak ada lagi monyet yang berkeliaran,''ungkapnya.
''Alhamdulillah uang yang saya masukkan ke tas ransel tidak begitu banyak. Karena dalam menyimpan uang saya bagi-bagi. Ada yang di saku baju, di pemondokan, dan sebagainya,'' ujarnya.
Agar kejadian yang dialami Agus tak terulang lagi, dia berpesan kepada para jamaah haji kalau pergi ke Jabal Nur jangan bawa uang banyak, sekitar
20-50 SAR saja. Kalau perlu, saran dia, bawa uang cukup untuk naik taksi saja. "Kalau urunan naik taksi bisa lebih hemat," katanya. (*)