Indonesia Tidak Mengenal Oposisi karena Ada Partai yang Kalah Melulu
Direktur Eksekutif Reform Institute, Yudi Latif, menegaskan di Indonesia tidak mengenal adanya partai oposisi
Penulis: Eri Komar Sinaga
Editor: Johnson Simanjuntak
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Direktur Eksekutif Reform Institute, Yudi Latif, menegaskan di Indonesia tidak mengenal adanya partai oposisi karena Indonesia menganut sistem multi partai.
Sebabnya, kata dia, dalam sejarah Indonesia tidak pernah ada satu partai yang secara sendirian menjalankan kekuasaan dan tidak ada jaminan partai yang kalah dalam Pemilu saat ini memenangkan Pemilu yang akan datang.
"Pertama kalau dalam sistem multi partai jarang satu partai bisa memimpin sendirian di dalam sejaran Indonesia. Di dalam dwipartai kan bisa sering ganti pemerintahan. Kalau kalah jadi oposisi, kalau saya jadi oposisi yang baik saya akan menang di Pemilu mendatang. Pemerintahan silih berganti dalam sistem dwi-partai," ujar Yudi dalam seminar "Pemimpin Nasional 2014' di Auditorium Adhiyana, Wisma Antara, Jakarta, Kamis (25/9/2014).
Sistem multipartai, lanjut Yudi, bisa menyebabkan satu atau beberapa partai tidak pernah dan tidak bisa memenangi Pemilu. Partai yang kalah terus tersebut, kata dia, mulai berpikir keikutsertaan mereka dalam politik dan akhirya bisa 'menyempal.
Menurut Yudi, sebenarnya tidak penting mempersoalkan keberadaan oposisi dalam pemerintahan. Kata Yudi, yang terpenting adalah sistem check and balance berjalan dengan baik.
"Makanya dalam konsteks seperti itu oposisi tidak perlu terlembaga tetapi sistem check and balance perlu dilakukan," tukas Yudi.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.