Heboh Kursi Banggar Sampai Isu Suap dan Korupsi di DPR
Pidato Ketua DPR Marzuki Ali menjadi penutup rapat paripurna terakhir anggota dewan periode 2009-2014, Selasa (30/9/2014).
Penulis: Ferdinand Waskita
Editor: Rachmat Hidayat
Ali tidak terpilih lagi sebagai anggota DPR periode 2014-2019. Ia pun akan kembali beraktivitas sebagai pengajar di Universitas Airlangga dan Universitas Brawijaya. Sebagai Wakil Ketua NU Jawa Timur, Ali Maschan juga berkeliling untuk ceramah.
Bahkan ia mengatakan dari hasil ceramah cukup untuk membeli rumah. Sedangkan gaji sebagai anggota DPR tidak dapat membeli rumah. Dari hasil ceramah, Ali mengaku mendapatkan Rp40juta.
"Kalau pengajian rutin hasilnya lebih banyak. Kalau jadi anggot DPR enggak bisa, terimanya banyak, yang minta lebih banyak," ujarnya.
Ali juga akan mengurus kembali pesantren Luhur Al Husna di Surabaya. Sebelum menutup perbicangan, Ali mengakui namanya masuk sebagai salah satu calon menteri agama. Namun ia menyerahkan keputusannya kepada Ketua Umum PKB Muhaimin Iskandar.
"Ya memang jatahnya menag untuk PKB, kalau soal saya, saya serahkan kepada Cak Imin. Setidaknya saya menginginkan seperti Gus Dur, pluralisme di Indonesia harus terjaga," kata Ali.
Ali memang mencintai keberagaman. Ia mengaku satu-satunya anggota dewan di Komisi VIII DPR yang memperjuangkan Ahmadiyah. "Saya satu-satunya yang berjuang saat itu," tuturnya.
Kemudian ketika Dubes AS bertemu dengan Komisi VIII DPR menjelaskan tentang Innocence Of Muslims yang menghina Nabi Muhammad, Ali tidak marah.
"Saya hanya menyesalkan mengapa Umat Islam membela Nabi Muhammad dengan cara yang tidak sejalan dengan Nabi Muhammad," tuturnya.
Ia mengatakan Nabi Muhammad selalu mengajarkan kebaikan kepada sesamanya. "Lalu umat Islam kenapa mudah marah," tanyanya.
Tribunnews.com kemudian juga berbincang dengan Wakil Ketua MPR Hajriyanto Y Thohari. Ia juga tidak terpilih kembali menjadi anggota DPR periode 2009-2014. Politisi Golkar itu mengaku ingin menerbitkan buku.
"Cita-cita saya yang belum kesampaian, bikin cerpen dan novel," kata Hajri sambil melahap nasi liwet.
Hajri berharap DPR periode mendatang tidak tertimpa kasus suap dan korupsi.
"Saya kadang-kadang berpikir, tidak ada isu korupsi dan suap saja itu sudah bagus. DPR harus bersih dari isu korupsi dan suap. Karena yang mendegradasi yang memerosotkan citra dan image, ya itu," kata penyuka kacamata bulat itu.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.