Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Kasih Hanggoro Bangun Tidur Langsung Mencari Selularnya Sendiri

Seminar 'Teknologi Berbudaya' yang diselenggarakan oleh Rumah Cerdas Berbudi Luhur

Editor: Toni Bramantoro
zoom-in Kasih Hanggoro Bangun Tidur Langsung Mencari Selularnya Sendiri
ist
Kasih Hanggoro, Ketua Yayasan Budi Luhur bersama putranya, Julian Bongsoikrama 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Seminar 'Teknologi Berbudaya' yang diselenggarakan oleh Rumah Cerdas Berbudi Luhur, Jumat (17/10) lalu di Ruang Teater Gedung Utama Universitas Budi Luhur (UBL), menghadirkan pembicara yang sekaligus merupakan tokoh yang paling dikagumi di perguruan tinggi swasta terbesar di Jakarta Selatan itu.

Ia adalah Kasih Hanggoro, MBA, pendiri sekaligus ketua harian dari Yayasan Budi Luhur Cakti, yang menaungi UBL dan Akademi Sekretari Budi Luhur.

Kasih Hanggoro yang baru berusia 44 tahun, dan penyuka hampir semua olahraga, memberi apresiasi atas penyelenggaraan seminar ini.

"Seminar seperti ini harus didukung dan diadakan secara tetap,'' kata Kasih Hanggoro, yang memberikan pencerahan bersama Rektor Universitas Budi Luhur Prof Ir Suryo Hapsoro Tri Utomo, Ph.D dan Hari Soetanto, S1.Kom, MSc, Deputi Rektor Bidang Kemahasiswaan dan Pusat Pengembangan Masyarakat (PPM) Universitas Budi Luhur.

Perkembangan teknologi mengikuti kemajuan zaman. Perkembangan teknologi harus disikapi dengan kearifan lokal. Untuk itu, manusia Indonesia tetap dituntut untuk berwatak baik, cerdas dan berbudi luhur.

Sifat dan sikap seperti itulah yang harus dijunjung tinggi. Kasih Hanggoro mencontohkan, sekarang orang bangun tidur kebanyakan langsung mencari-cari selulernya. Dulu khan tidak begitu.

"Kalau sekarang, bangun tidur ambil HP, lalu bikin status. Aneh-aneh juga statusnya, kadang disengaja supaya orang lain tahu," papar Kasih Hanggoro, yang biasa dipanggil pak Aang itu.

Berita Rekomendasi

Kasih Hanggoro juga mencontohkan tentang masyarakat Baduy Dalam yang tak tergerus oleh perkembangan zaman dan kemajuan teknologi.
tbadhi:

"Orang Baduy Dalam itu seperti tak punya keinginan apa apa. Kalau dia meninggal pun tak jadi masalah kalau diatas kuburannya ditanami pohon-pohonan. Itu salah satu contoh dari kearifan lokal kita," tutur Kasih Hanggoro. (tb)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas