Noriyu: Kehidupan Berpartai Bagi Saya Sudah Selesai
Inisiator Undang-undang Kesehatan Jiwa tersebut kini sedang sibuk mengajar di Fakultas Kedokteran Universitas Trisakti dan menulis buku
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Sosok dokter cantik, Nova Riyanti Yusuf kini seolah meredup. Sejak tidak terpilih lagi menjadi anggota DPR periode 2014-2019, Noriyu begitu ia biasa disapa kini tidak lagi menonjol di hiruk pikuk dunia politik.
Usut punya usut, Noriyu dikabarkan saat ini kembali menggeluti dunia akademisi. Inisiator Undang-undang Kesehatan Jiwa tersebut kini sedang sibuk mengajar di Fakultas Kedokteran Universitas Trisakti dan menulis buku.
"Kehidupan berpartai bagi saya sudah selesai. Saya berpartai demi mencari kendaraan untuk memperjuangkan UU Kesehatan Jiwa serta berbagai implikasinya. Saya kembali ke dunia akademisi dengan menjadi Dosen Ilmu Kedokteran Jiwa di Fakultas Kedokteran Universitas Trisakti, menulis buku lagi. Baru menerbitkan buku ke-11 saya dengan Gramedia Pustaka Utama yaitu buku memoar perjuangan perjalanan UU kesehatan jiwa melalui buku "A Rookie and the Passage of the Mental Health Law: The Indonesian Story" versi bahasa Inggris. Dan per 5 Januari 2014 versi bahasa Indonesia tersedia di toko buku dan tanggal 26 Januari memulai program Research Scholar atas undangan Harvard Medical School (Department of Global Health and Social Medicine) di Boston sebagai bagian dari program pra-doktoral yang saya ingin tekuni di bidang kesehatan publik," kata Noriyu dalam pernyataannya kepada Tribunnews.com, Selasa(28/10/2014).
Noriyu juga baru saja meraih penghargaan sebagai 'The Most Powerful Woman 2014'versi majalah 'Her World Indonesia'. Ia dianggap tangguh menggolkan UU Kesehatan Jiwa sebagai perjuangan membela kelompok minoritas dan ingin membasmi pelanggaran HAM berupa 56.000 orang dengan gangguan jiwa yang dipasung.
"Powerful bagi saya adalah berdaya justru pada saat saya tidak dalam kondisi memegang kekuasaan tetapi mampu meregenerasi mindset 'learned helplessness' menjadi sebuah kekuatan dahsyat bagi kepentingan orang banyak. Banyak kebahagiaan yang saya terima sepanjang 2014, tetapi tidak sedikit juga 'badai masalah' yang menerpa sebagai konsekuensi logis dunia politik. Ternyata 'tangguh menghadapi masalah dan tetap fokus berkarya' adalah salah satu kriteria yang digunakan para dewan juri yang diantaranya terdiri dari pakar personal 'branding' ibu Helena Abidin, pakar yang bergerak di bidang media massa ibu Sari Narulita, psikolog Roslina Verauli, dan entertainer Uli Herdinansyah," kata Noriyu.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.