Menlu: Hadapi ISIS Tak Cukup dengan Militer
Kekuatan militer saja tidak cukup. Yang terpenting dengan jalan diplomasi. Hal inilah yang harus dilakukan para alim ulama.
Editor: Rendy Sadikin
Laporan Wartawan Warta Kota, Budi Sam Law Malau
TRIBUNNEWS.COM, DEPOK - Menteri Luar Negeri Retno Lestari Priansari Marsudi menyatakan untuk menghadapi Islamic State of Iraq and Syria (ISIS) mesti dilakukan dengan cara terpadu. Kekuatan militer saja tidak cukup. Yang terpenting dengan jalan diplomasi. Hal inilah yang harus dilakukan para alim ulama.
"Menghadapi ISIS, tidak cukup hanya dengan hard power saja. Tapi harus juga soft power yakni dengan diplomasi oleh para alim ulama," kata Retno di acara Seminar Internasional di Pondok Pesantren Al Hikam, Depok, Jawa Barat, Kamis (30/10/2014).
Karenanya kata dia, diharapkan dengan seminar ini ditemukan solusi jitu, untuk menghadapi ISIS. Seminar dengan tema konflik dan transisi demokrasi di Timur Tengah, ini digelar di pondok pesantren yang diasuh KH Hasyim Muzadi, selama dua hari berturut-turut yakni 30 dan 31 Oktober 2014.
Seminar ini dilaksanakan atas kerja sama International Conference of Islamic Scholars (ICIS) dengan Direktorat Timur Tengah, Kementerian Luar Negeri serta Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT).
Seminar ini khusus membahas ISIS dengan menghadirkan tokoh dan ulama dari Irak dan Suriah. Turut hadir, KH Hasyim Muzadi pimpinan Ponpes Al Hikam, Menteri Agama Lukman Hakim Safuddin, Menlu Retno Marsudi, Menteri Sosial Khofifah Indar Parawansa, Dewan Waqaf Sunni Iraq, Dewan Waqaf Irak, Kemenlu Irak, serta perwakilan BNPT di Irak.
Selain itu, seminar ini juga menghadirkan pembicara para ulama Najih Ibrahim (Mesir), Bhasar Samarah (Suriah), Duta Besar Palestina Farez Mehdawi, Direktur Timteng Kemenlu Febrian Alphyanto Ruddyard.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.