Sastra Smong dari Simeulue Dipentaskan di Galeri Indonesia Kaya
Smong dalam bahasa Simeulue, Aceh, berarti gelombang raya yang menggulung, merupakan sastra tutur
Editor: Hendra Gunawan
Laporan Wartawan Serambi Indonesia Fikar W Eda
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA -- Smong dalam bahasa Simeulue, Aceh, berarti gelombang raya yang menggulung, merupakan sastra tutur yang berisi sistem peringatan dini bencana tsunami.
Komunitas Siar Smong memanggungkan syair Smong dalam pertunjukan "Panggung Seni Budaya Aceh Smong Merekam Bencana" di Galeri Indonesia Kaya, Mal Grand Indonesia, Jakarta, Jumat (31/10).
Kegiatan tersebut merupakan kerjasama Komunitas Siar Smong, dengan Kantor Penghubung Pememerintah Aceh di Jakarta, dan Galeri Indonesia Kaya.
Aktivis Komunitas Siar Smong, Yoppi Smong menjelaskan, panggung sastra smong tersebut juga diisi dengan pembacaan hikayat smong oleh Yusuf Bombng, Seudati Syech Idris, dan Rapai Geleng oleh Dekgam dkk, baca puisi penyair Fikar W.Eda yang menceritakan tentang peristiwa tsunami di Aceh.
"Kami juga ingin mengusulkan kepada Pemerintah agar istilah smong digunkan sebagai pengganti kosa kata tsunami yang berasal dari Jepang, " kata Yoppi Smong, musisi asal Pulau Simeulu, Rabu (29/10/2014).
Yoppi menceritakan ketika peristiwa gempa bumi berkekuatan 8,9 skala richter disusul hantaman ombak raksasa yang mnerjang daratan pada 26 Desember 2004, masyarakat Simeulue berhasil selamat karenatelah memiliki informasi mengenai smong seperti terekam dalam syair smong. Korban gempa dan smong ketika itu di Simeulue 7 orang. Bandingkn dengan jumlah korban di daratan Aceh lainnya mencapai 250 ribu jiwa lebih meninggal dan ratusan ribu lainnya dinyatakan hilang.
"Syair smong berisi informasi dan peringatan mengenai peristiwa smong atau tsunami," kata Yoppi yang sejak 2005 mengkampanyekan istilah smong ke berbagai tempat di Indonesia dalam kmpanye sistem peringatan diri bencana.
Petikan syair smong yang diterjemahkan dari bahasa Simeulue, berbunyi: "Jika gempanya kuatdisusul air yang surut/segeralah cari tempat/dataran tinggi agar selamat/itulah smong namanya/sejarah nenek moyang kita/ingatlah ini semua/pesan dan nasehatnya/tsunami itu air mandimu/gempa ayunanmu/petir kendang-kendangmu/halilintar lampu-lampumu."
Kepala Kantor Penghubung Pemerintah Aceh di Jakara, Ir. Muhammad Badri Ismail menjelaskan panggung seni sastra smong tersebut sebagai rangkaian peringatan 10 tahun smong.
"Melalui acara ini kita ingin mensosialisasikan istilah smong sebagai kosa kata dunia," kata Badri.
Ditambahkan, panggung seni ini merupakan rangkaian renungan bencana yang pernah menimpa daratan pesisir Aceh yang dipresentasikan dalam bentuk karya kreatif para seniman Aceh.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.