Presiden Jokowi Anugerahi Gelar Pahlawan Empat Tokoh Perjuangan
Letjen TNI (Purn) Djamin Ginting, Sukarni Kartodiwerjo,Mayjen TKR H. R. Mohammad Mangundiprojo dan KH Abdul Wahab Hasbullah sebagai Pahlawan Nasional.
Penulis: Srihandriatmo Malau
Editor: Y Gustaman
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Srihandriatmo Malau
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Presiden Joko Widodo menganugerahkan gelar pahlawan nasional kepada empat pejuang yakni Letjen TNI (Purn) Djamin Ginting asal Sumatera Utara, Sukarni Kartodiwerjo asal Jawa Timur, Mayjen TKR H. R. Mohammad Mangundiprojo asal Jawa Tengah, dan KH Abdul Wahab Hasbullah asal Jawa Timur.
Acara penganugerahan gelar pahlawan nasional kepada empat pejuang digelar di Istana Negara, Jakarta, Jumat (7/11/2014). Turut mendampingi Presiden Jokowi, Ibu Negara Iriana Jokowi, Wakil Presiden Jusuf Kalla dan Mufidah Kalla. Hadir sejumlah menteri di antaranya Mensesneg, Mendagri, dan Mensos dan Menkominfo.
Pemberian gelar pahlawan nasional kepada empat tokoh perjuangan ini tertulis dalam keputusan presiden Nomor 115/PK tahun 2014.
Djamin berjasa dan memimpin penumpasan pemberontakan DI/TII di Aceh pimpinan Daud Beureu'euh. Ketika menjadi Kepala Staf TT-I Bukit Barisan, ia menentang atasannya Panglima TT-I Kolonel Maludin Simbolon karena membentuk dewan Gajah dan menyatakan memutuskan hubungannya dengan pemerintah pusat.
Sedangkan Sukarni ikut merumuskan naskah proklamasi. Sukarni pernah mendesak Bung Karno dan Bung Hatta untuk segera memproklamasikan kemerdekaan Indonesia. Selama hidupnya, ia pernah memprakarsai pengambilalihan Jawatan Kereta Api, bengkel Manggarai dan stasiun-stasiun kereta api lainnya, stasiun radio dan lainnya.
Pada 19 September 1945, Sukarni dan kawan-kawan menyelengarakan rapat raksasa di lapangan Ikada, sekarang menjadi lapangan Banteng, Jakarta Pusat. Rapat ini menunjukkan kebulatan tekad rakyat Indonesia mendukung proklamasi 17 Agustus 1945 dan mendesak mengambil-alihan kekuasaan dari Pemerintah Jepang.
Sementara KH Abdul Wahab Chasbullah berperan merumuskan revolusi jihad sebagai dukungan terhadap perjuangan kemerdekaan Indonesia. Ia meningkatkan dukungan NU kepada Pemerintah Indonesia dalam melawan Belanda. Dukungan KH Wahab dan ulama NU sangat penting meningkatkan moral perjuangan rakyat.
Adapun TKR H. R. Mohammad Mangundiprojo merupakan salah seorang tokoh penggerak revolusi itu disamping tokoh lain, seperti Mustopo dan Bung Tomo saat mengobarkan arek-arek Surobo tahun 1945.
Bersama rombongan Ketua BKR Kepresidenan (Mustopo), Mangundiprojo ikut mendesak panglima pertahanan Jawa Timur Jepang Jenderal Iwabe, untuk menyerahkan senjata yang terdapat di beberapa tempat. Senjata-senjata tersebut digunakan untuk menyerbu markas Kempeitai dan menguasai objek-objek vital lainnya.