Ormas Pendiri Golkar Inginkan Rekonsiliasi
"Kalau Munas diselenggarakan secara demokratis, maka siapapun yang terpilih kami sepakat menghormati dan mendukung bersama," kata Priyo.
Penulis: Rahmat Patutie
Editor: Hasanudin Aco
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Organisasi sayap Partai Golkar mengajukan rekonsiliasi kepada seluruh kader terutama pimpinan DPP Partai Golkar terkait situasi yang terus memanas menjelang Musyawarah Nasional (Munas) Partai Golkar 30 November 2014 di Bali.
"Kepada bapak Aburizal Bakrie (ketua umum Golkar) yang kami hormati, kami ingin megendepankan rekonsiliasi mencari jalan keluar yang baik. Pasti ada jalan keluar. Kalau dibina dan ditata dengan baik," kata Ketua Umum Musyawarah Kekeluargaan Gotong Royong (MKGR) Priyo Budi Santoso saat konferensi pers di Kantor DPP Partai Golkar, Slipi, Jakarta, Kamis (27/11/2014).
Menurut Priyo, kalau Munas dapat terlakasana secara demokratis siapa pun yang terpilih menjadi ketua umum partai nanti sudah sepatutnya seluruh kader mentaati, tunduk, patuh dan loyal bersama.
"Kalau Munas diselenggarakan secara demokratis, maka siapapun yang terpilih kami sepakat menghormati dan mendukung bersama," katanya.
Ormas sayap Golkar lainnya Kosgoro 1957 melalui Ketua Umumnya Agung Laksono mengatakan hal senada para kader bahwa perlu segera melakukan rekonsiliasi.
Menurutnya, tata tertib yang berkaitan dengan persidangan pemilihan ketua umum sebaiknya dirundingkan bersama-sama.
"Sehingga rekonsosiliasi nanti akan terbuka munas untuk kembali mencapai cita-cita kembali kejayaan Partai Golkar," kata Agung Laksono.
Ketua Presidium Soksi Laurens Siburian mengatakan mendapat nasihat dari Suhardiman selaku salah satu pendiri Partai Golkar yang masih hidup
"Tadi pak Suhardiman hadir di DPP Golkar. Beliau menyampaikan kalau memang bisa kami melakukan rekonsiliasi itu yang diinginkan beliau," katanya.