Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Agun Gunanjar: Pidato Ical di Munas Jangan Dipercaya

Jangan terlalu mudah mendengarkan pidato ARB, karena sesungguhnya adalah pemutarbalikan fakta yang ada.

Penulis: Ferdinand Waskita
Editor: Dewi Agustina
zoom-in Agun Gunanjar: Pidato Ical di Munas Jangan Dipercaya
Tribunnews.com/Andri Malau
Politisi Golkar, Agun Gunanjar 

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Ferdinand Waskita

TRIBUNNEWS.COM, BALI - Anggota Presidium Penyelamat Golkar Agun Gunanjar Sudarsa meminta semua pihak tidak mempercayai pidato Ketua Umum Golkar Aburizal Bakrie. Ical menyampaikan pidato saat pembukaan Musyawarah Nasional (Munas) IX Golkar di Hottel Westin, Bali.

"Jangan terlalu mudah mendengarkan pidato ARB, karena sesungguhnya adalah pemutarbalikan fakta yang ada," kata Agun melalui pesan singkat, Senin (1/12/2014).

Sidang Komisi A dalam Rapimnas di Yogyakarta, kata Agun, diputuskan secara sepihak serta diketok dalam posisi banyak peserta rapimnas memprotes dengan posisi berdiri.

"Dan tidak meminta persetujuan lebih dahulu peserta sidang komisi, dan terjadi keributan yang hampir chaos," kata Agun.

Hal yang sama terjadi saat rapat pleno DPP Golkar 24 hingga 25 November 2014 dengan agenda persiapan Munas.

"ARB tidak dapat menyelenggarakan sampai tuntas, akhirnya berlanjut dengan dua versi," ujarnya.

Berita Rekomendasi

Pertama, kata Agun, dilanjutkan oleh Theo Sambuaga yang dalam tempo sekitar 2 menit mengetok Munas tanggal 30 November 2014 di Bali tanpa minta persetujuan pengurus pleno sebagai peserta rapat yang memegang kedaulatan tertinggi yang bersifat kolektif. Lalu rapat berlanjut oleh waketum Agung Laksono atas desakan peserta rapat, yang memutuskan mosi tidak percaya terhadap Ical dan menonaktifkan sebagai Ketum.

"Yang sekaligus pada saat yang sama membentuk Tim Penyelamat partai. Kepada seluruh Peserta Munas di Bali," tuturnya.

Ia mengingatkan realisasi program yang tak terwujud seperti Kartu Tanda Anggota berasuransi. Kenyataannya pihak asuransi tidak mau bayar, karena uang premi yang dibayarkan oleh masing-masing anggota, pengurus, anggota DPR tidak disetorkan ke pihak asuransi.

"Lalu mana realisasi bantuan rutin untuk DPD, lalu mana janji dana abadi Rp 1 triliun untuk kelangsungan hidup partai, lalu mana dedung berlantai lantai untuk DPP, semua tak ada yang terealisir dengan baik dan benar, mana bantuan untuk sukses pileg 2014. Lalu mengundang orang lain untuk hadir dalam munas dan berlomba dalam munas, tidak masuk akal, dimana segalanya sudah diatur tanpa dirapatkan lebih dahulu penyelenggaranya, pimpinan sidangnya, materinya, tata tertibnya, semua penuh rekayasa," jelasnya.

Untuk itu, ia meminta kepada seluruh DPD saatnya untuk jujur dan berani menyelamatkan partai dari oligarki yang penuh tekanan dan ancaman.

"Gunakanlah kesempatan baik ini," katanya.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2025 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas