PNS Dilarang Rapat Di Hotel, KSAD Pilih Gelar Apel di Kebun Sawit
“Jika instansi pemerintah demikian, maka tidak ada alternatif lain TNI kembali ke tenda-tenda ini,” kata Gatot.
Editor: Hasanudin Aco
TRIBUNNEWS.COM, KOBAR - Kepala Staf TNI Angkatan Darat (KSAD) Jenderal Gatot Nurmantyo mengemukakan, TNI AD sengaja menggelar apel Komandan Satuan (Dansat) 2014 yang diikuti para Komandan Korem (Danrem) dan Komandan Kodim (Dandim) se Indonesia di tengah-tengah perkebunan sawit di Desa Sulung, Kecamatan Arut Selatan, Kabupaten Kota Waringin Barat (Kobar), Kalimantan Tengah.
Menurut Gatot, TNI AD menindaklanjuti arahan pemerintah bahwa Pegawai Negeri Sipil (PNS) dilarang untuk melaksanakan pertemuan atau rapat-rapat di hotel-hotel berbintang 5 (lima) atau 4 (empat).
“Jika instansi pemerintah demikian, maka tidak ada alternatif lain TNI kembali ke tenda-tenda ini,” kata Gatot dalam laporannya kepada Presiden Joko Widodo (Jokowi) saat menghadiri tatap muda dengan pada Dansat TNI AD, di dalam tenda di tengah perkebunan sawit, di Desa Sulung, Kecamatan Arut Selatan, Kabupaten Kota Waringin Barat (Kobar), Kalimantan Tengah, Jumat (5/12).
Presiden Jokowi hadir di tengah para Dansat dengan didampingi oleh Ibu Negara Iriana Widodo, Panglima TNI Jendral Moeldoko, Menteri Pertahanan Ryarmirzad Ryacudu, Menteri Sekretaris Negara (Mensesneg) Pratikno, dan Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman.
Pertumbuhan Penduduk
Sebelumnya KSAD Jenderal Gatot Nurmantyo dalam laporannya mengatakan, latar belakang diadakannya apel Danrem dan Dandim karena adanya kekhawatiran bahwa pertambahan penduduk yang terus melesat.
Jika pada tahun 1800, penduduk dunia baru mencapai 1 miliar, pada tahun 1930 naik menjadi 2 miliar, pada tahun 2011 jumlah penduduk dunia sudah melesat mencapai 7 miliar.
“Ini sudah melebihi dana dukung dunia sebesar 4 miliar,” kata Gatot seraya memperkirakan pada tahun 2043 jumlah penduduk dunia akan mencapai 12,2 miliar jiwa.
Pertambahan penduduk dunia yang sangat pesat itu, lanjut KSAD, mengakibatkan energi sudah sangat menipis, pangan sangat menipis, dan air juga sangat menipis.
“Sangat dimungkinkan bentuk konflik ke depan berlatar belakang energi, pangan, dan air, yaitu equator,” sebut Jendral Gatot Nurmantyo.
Atas perkembangan itulah, menurut KSAD, TNI AD menganggap perlu ada sikap untuk menyikapi perkembangan ini, karena ke depan perang akan ada di equator, tempat kita berlatar belakang pangan, air, dan energi.
Sumber: Setkab.go.id