Menteri Nasir Imbau Dunia Usaha Aktif Danai Riset
Nasir berharap profesi akuntan di Indonesia tetap menjaga kompetensi dan integritas untuk memberikan kontribusi bagi pembangunan bangsa ini.
Penulis: Rahmat Patutie
Editor: Hasanudin Aco
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Menteri Riset Teknologi dan Pendidikan Tinggi, Muhammad Nasir, mengatakan perkembangan pendidikan tinggi dan riset di Indonesia belum mampu bersaing dengan negara lain.
Termasuk di antara negara anggota ASEAN. Untuk level dunia, pendidikan tinggi Indonesia tertinggal dengan menempati posisi ke-108.
Sementara negara seperti Singapura sudah mampu menduduki peringkat ke-9, Brunei Darussalam ke-32, dan Malaysia di posisi ke-62.
Untuk bidang riset pendidikan tinggi, kata Nasir, Indonesia berada pada posisi 0,09 persen dari gross domestic product, masih lebih rendah dibandingkan Malaysia yang sebesar 1%, dan Singapura yang sudah mencapai 2,14 – 2,16%.
Nasir menyarankan agar profesi akuntan mengambil peran dalam kaitan bagaimana mendorong para dunia usaha menggunakan tanggung jawab sosial perusahaan atau Corporate Social Responsibility (CSR).
"Profesi akuntan mengambil peran bagaimana untuk mendorong para periset melakukan hal itu," kata Nasir saat menjadi pembicara dalam Kongres XII ke-57 Ikatan Akuntan Indonesia di Balai Kartini, Jakarta, Kamis (18/12/2014).
Ia menyebutkan, bahwa dalam hal pendanaan riset, negara tetangga sudah memperoleh 80 persen dari dunia usaha, sedangkan Indonesia,70 persen penelitiannya didanai oleh pemerintah.
Dia pun berharap profesi akuntan di Indonesia tetap menjaga kompetensi dan integritas untuk memberikan kontribusi bagi pembangunan bangsa ini.