Bantah Karena Human Error, Airasia Serahkan Semuanya ke Basarnas
Indonesia AirAsia membantah human error pilot menjadi penyebab hilangnya pesawat Air Asia QZ8501 jurusan Surabaya-Singapura
Editor: Hendra Gunawan
TRIBUNNEWS.COM, SURABAYA - Indonesia AirAsia membantah human error pilot menjadi penyebab hilangnya pesawat Air Asia QZ8501 jurusan Surabaya-Singapura Minggu (28/12/2014). Capt Iriyanto, dinilai sudah cukup berpengalaman, bahkan sudah mengoleksi 20.537 jam terbang.
Meski begitu, Presiden Direktur PT AirAsia Indonesia, Sunu Widiatmoko, belum memastikan apa penyebab hilangnya pesawat yang mengangkut 155 penumpang tersebut.
"Kami menyerahkan sepenuhnya kepada Basarnas dan pihak terkait, soal penyebab dan teknis pencariannya," ujar Sunu didampingi CEO AirAsia, Tony Fernandes, saat jumpa pers di Terminal II Bandara Internasional Juanda Surabaya, Minggu (28/12/2014) malam.
Sunu juga membantah, hilangnya pesawat juga disebabkan faktor teknis pesawat. Kata dia, sebelum berangkat, kondisi pesawat buatan tahun 2008 itu dipastikan laik jalan. "Kondisi pesawat laik jalan, itu sebabnya mengantongi izin dari regulator penerbangan," tambahnya.
Pesawat AirAsia QZ8501 jurusan Surabaya-Singapura yang hilang sejak tadi pagi berisi 155 penumpang, 137 penumpang dewasa, 17 anak, dan seorang bayi. Dari jumlah penumpang itu, 149 merupakan WNI, seorang warga Inggris, tiga warga Korea Selatan, seorang warga Malaysia, dan seorang lagi warga Singapura.
Pesawat juga mengangkut tujuh kru, enam WNI, dan satu lagi warga Prancis.
Pesawat yang terbang dari Surabaya tersebut mengalami hilang kontak. Pesawat harusnya sudah mendarat di Singapura sekitar pukul 08.30 waktu setempat.