Pindad Tingkatkan Produksi Peluru
Dari kebutuhan 600 juta butir peluru, permintaan untuk PT.Pindad hanya berkisar 100-150 juta butir peluru.
Editor: Hasanudin Aco
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - PT.Pindad akan memanfaatkan dana Rp 700 miliar yang disuntuk pemerintah untuk memoderenisasi peralatan dan perlengkapan.
Demikian kata Direktur PT.Pindad, Silmy Karim, usai menemui Wakil Presiden RI, Jusuf Kalla atau yang akrab dipanggil JK, di kantornya, Jalan Medan Merdeka Utara, Jakarta Pusat, Selasa (20/1/2015).
Selain itu rencanannya uang Rp 700 miliar itu akan digunakan untuk meningkatkan kapasitas produksi.
Silmy mengatakan Pindad akan meningkatkan produksi untuk kebutuhan TNI dan Polri. Salah satu kebutuhan TNI-Polri yang diprioritaskan, adalah peluru.
"Sekarang (seorang) prajurit itu membutuhkan seribu lima ratus peluru pertahun untuk latihan, kalau kita kali jumlah prajurit itu empat ratus ribu berarti kurang lebih kebutuhan peluru di Indonesia ltu enam ratus juta peluru," katanya.
Dari kebutuhan 600 juta butir peluru, permintaan untuk PT.Pindad hanya berkisar 100 - 150 juta butir peluru.
Kata Silmy masih terbuka celah besar untuk PT.Pindad mendongkrak produksi demi memenuhi kebutuhan TNI - Polri.
"Dalam hal ini Pindad yang ditugasi mendukung alutsista, khususnya amunisi itu menyerap atau istilahnya merespon dengan persiapan peningkatan kapasitas," katanya.
PT.Pindad kata dia juga dipercaya memproduksi roket dan tank kelas medium, yang sebagiannya diproduksi bersama perusahaan asing. Kerjasama itu dilakukan salah satunya dengan alasan transfer teknologi.
"Kalau kita meriset sendiri perlu waktu dan kemudaia biayanya juga tidak murah," ujarnya.
Untuk beberapa bagian tank berukuran medium, Silmy mengatakan pihaknya bekerjasama dengan Belgia, Italia dan Inggris. Dengan Italia kata dia PT.Pindad juga akan bekerjasama untuk membangun kapal perang. Sedangkan dengan Jerman PT.Pindad bekerjasama untuk memproduksi amunisi kaliber besar.