Target Wisman Tidak Sebanding Peningkatan Anggaran Kementerian Pariwisata
Sepanjang tahun 2015 ini, dirinya hanya menargetkan 10 juta kunjungan wisman, menghindari target yang diajukan oleh Komisi X DPR yakni 12 juta wisman.
Penulis: Eko Sutriyanto
Editor: Sugiyarto
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Kebijakan yang dilakukan Menteri-menteri di pemerintahan menuai berbagai kontroversi dan tanda tanya.
Kini giliran Menteri Pariwisata Arief Yahya dipertanyakan kebijakannya terkait target kunjungan wisatawan manca negara.
Sepanjang tahun 2015 ini, dirinya hanya menargetkan 10 juta kunjungan wisman, menghindari target yang diajukan oleh Komisi X DPR yakni 12 juta wisman.
Apalagi, kunjungan wisman tahun 2014 sekitar 9,5 juta orang maka Kementerian Pariwisata hanya perlu menambah 500 ribu wisman untuk memenuhi target 10 juta.
“Mengapa menghindar target yang diajukan Komisi X DPR sebesar 12 juta wisman untuk 2015. Padahal anggaran yang diberikan makin besar," kata Ketua Umum DPP Indonesia Congress and Convention Association (INCCA) Iqbal Alan Abdullah di Jakarta, Jumat (6/2/2015).
Ia menyebut, anggaran Rp3,9 triliun lebih dan Rp 1,42 triliun lebih di antaranya untuk pengembangan pemasaran pariwisata, mestinya angka 12 juta itu sangat logis. Apalagi Indonesia memiliki target 20 juta kunjungan pada 2019.
Iqbal menyebut target lebih rendah dari capaian tahun 2014 yang berhasil menambah 543.282 orang wisman dari tahun 2013.
Payahnya dana itu hanya ditujukan untuk mendapatkan 500 ribu wisman sama artinya satu orang wisman yang berkunjung akan kita beri subsidi Rp2,8 juta karena anggaran pemasarannya Rp1,4 triliun.
"Normalnya dana pemasaran itu 5 dolar AS (Rp 60.000)untuk satu wisman.Dengan anggaran Rp1,4 triliun itu namun target hanya 10 juta atau penambahan 500 ribu itu sama artinya dengan memberikan biaya gratis untuk wisman datang ke Indonesia," katanya.
Jika dihitung dari anggaran seluruhnya Rp3,9 triliun, maka Menpar memberikan subsidi kepada setiap wisatawan Rp 7,8 juta per wisman. "Lalu untuk apa ada Kementerian Pariwisata?” tanya Iqbal.
Dikatakan, daripada mensubsidi sebegitu besar wisman datang ke Indonesia lebih baik membiayai orang Indonesia sendiri untuk beriwisata ke daerah wisata di Indonesia.
"Itu lebih mulia memberikan kesempatan wisnus untuk mengenal negerinya sendiri, dan akan menghidupkan industri hotel, penerbangan dan lainnya," tuturnya.
Senada mantan Ketua Umum Asita Ben Sukma juga mempertanyakan anggaran yang tidak seimbang dengan target.Dengan uang Rp1,4 triliun itu harusnya targetnya 15 juta wisman, bukan hanya 10 juta.
Ben mengingatkan anggaran pemasaran 5 dolar AS seperti itu normal. Ia pun mendesar Menpar mengoreksi lagi target.
"Kalau tidak bisa mendatangkan wisman dengan anggaran seperti ini panggil kita, kita bisa mendatangkan," kata Ben yang seluruh hidupnya dicurahkan untuk pariwisata.
Dia juga mengaku kecewa karena Menpar Arief Yahya belum memberikan performa yang meyakinkan terutama mengenai mau dibawa kemana pariwisata Indonesia, dan langkah apa secara taktis untuk mencapai 20 juta wisman.
Jumlah wisman yang berkunjung ke Indonesia tahun 2014 adalah 9.345.411 atau meningkat 7,19 persen dibandingkan tahun 2013 yang berjumlah 8.802.129 wisman.
Berdasarkan negara asal wisman, wisatawan asal Singapura terbesar dengan 1,519.223 wisman, disusul Malaysia 1.276.105 orang, Australia 1.098.382 orang, Tiongkok 959.231 orang, Jepang 486.687 orang, Korsel 328.122, India 237.990 orang, Amerika Serikat 234.117 orang, Inggris 230.315, dan Taiwan 201.225 wisman. (Eko Sutriyanto)
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.