Menteri Marwan: 20 Juta Transmigran Hidup Mandiri
Dalam acara itu, turut hadir para pengurus pusat dan daerah Patri.
Editor: Hasanudin Aco
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi, Marwan Jafar menegaskan program transmigrasi telah banyak mengalami kemajuan yang dicapai bangsa ini. Lebih dari 20 juta warga transmigran dan anggota keluarganya, kini hidup berkemandirian pada kawasan-kawasan transmigrasi yang tersebar dari Aceh hingga Papua.
"Saat negeri ini mengalami kerentanan penyediaan pangan, justru transmigrasi mengembangkan sumberdaya lahan bagi usaha-usaha produktif hingga mencapai lebih dari 4 juta Ha. Bahkan menjadi sentra-sentra produksi pangan dan perkebunan yang menjadikan posisi Indonesia sebagai penghasil CPO terbesar di dunia,” ujar Menteri Marwan.
Hal itu dikemukakan saat memperingati ulang tahun Perhimpunan Anak Transmigran Indonesia (Patri) ke 9 di Kantor Transmigrasi, Kalibata, Jakarta, Rabu (18/2/2015).
Dalam acara itu, turut hadir para pengurus pusat dan daerah Patri. “Ternyata banyak keluarga trans yang sudah sukses. Ada yang jadi pengusaha, konsultan, dan dokter dan profesi lainnya,” ujarnya.
“Peran Patri di permukiman dan kawasan transmigrasi sampai dengan saat ini dapat dirasakan, khususnya fasilitasi terhadap pemberdayaan masyarakat transmigrasi. Termasuk juga memberikan penguatan kelembagaan. Saya sangat berharap peran aktif lebih ditingkatkan untuk mendukung percepatan terwujudnya kemandirian permukiman dan kawasan transmigrasi,” pinta Menteti Marwan.
Patri merupakan organisasi wadah anak transmigran. Selain itu, juga mewadahi anak keturunan kolonisasi (tahun 1905), eks Repatrian Suriname, dan romusha di Indonesia. Anak-anak transmigran saat ini banyak yang berhasil meraih gelar Guru Besar atau Profesor sekitar 15 orang, Gelar Doktor sekitar 60 orang, dan yang berhasil meraih pendidikan S2 sejumlah lebih dari ratusan orang serta S1 ribuan orang.
Kesuksesan masyarakat yang pernah hidup dari kawasan transmigrasi, Menurut Menteri Marwan, menjadi pemicu bagi dirinya untuk menata agar dari transmigran hadir generasi yang memimpin bangsa. “Tantangan yang dihadapi untuk membangun masa depan bangsa yang lebih baik memang lebih berat. Namun semuanya harus dengan semangat dan optimis dengan masa depan,” ujarnya.
Untuk berhasil, Menteri Marwan mengatakan, harus menjaga dan memperkuat kemandirian. Karena kemandirian adalah dasar dari kekuatan, ketahanan dan kemampuan kita untuk terus maju sebagai bangsa. Kemudian memiliki daya saing yang makin tinggi.
Dalam era globalisasi, kata Marwan, harus menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi, cerdas mengambil peluang serta berani menghadapi perubahan. “Dan kita harus mampu membangun dan memiliki peradaban bangsa (civilization) yang mulia. Itulah sebabnya kita perlu terus mempertahankan nilai, jati diri dan karakter bangsa yang mulia,” ujarnya.
Dalam kebijakan untuk kemandirian transmigrasi, Menteri Marwan mengatakan, akan dilaksanakan pola transmigrasi berbasis kawasan yang memiliki keterkaitan dengan sekitarnya. “Sehingga membentuk kesatuan sistem pengembangan ekonomi wilayah,” ujarnya.
"Lokasi Permukiman Transmigrasi untuk mewujudkan pusat pertumbuhan baru sebagai Kawasan Perkotaan Baru, sedangkan Lokasi Permukiman Transmigrasi diarahkan untuk mendukung pusat pertumbuhan yang telah ada yang sedang berkembang sebagai kawasan perkotaan baru,” ujar mantan Anggota DPR ini.
Secara teoritis, Menteri Marwan mengatakan, keberhasilan membangun usaha perdesaan melalui transmigrasi maka secara komulatif akan berdampak langsung terhadap suksesnya pembangunan nasional. “Khususnya dalam menentukan masa depan transmigrasi yang lebih baik dan lebih mandiri,” ujarnya.