PPATK Temukan Dana dari Australia Mengalir ke Rekening Teroris Domestik
Rekening-rekening itu ditemukan atas kerjasama PPATK dengan Densus 88 Polri.
Editor: Hasanudin Aco
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Sejumlah rekening mencurigakan telah dimanfaatkan untuk mendanai kegiatan Islamic State of Iraq and Syria (ISIS).
Rekening-rekening itu ditemukan atas kerjasama PPATK dengan Densus 88 Polri.
Demikian kata Wakil Ketua Pusat Analisis dan Transaksi Keuangan (PPATK), Agus Santoso, usai menghadiri acara "International Conference on Terrorism & ISIS," di Jakarta International (JI) Expo, di Kemayoran, Jakarta Pusat, Senin (23/3/2015).
Agus menyebut di rekening-rekening yang ditemukan jumlah uangnya tidak terlalu besar, mencapai sekitar Rp 7 miliar.
"Itu jaringan, jaringannya sudah masuk ke bisnis, jualan herbal, jual buku, malah yang bahaya itu kita tengarai masuk ke usaha kimia," kata Agus.
Mengenai penangkapan sejumlah tersangka kasus terorisme kemarin, Minggu (22/3/2015), Agus mengatakan pihaknya masih terus mendalami aliran-aliran dananya.
Sebab hingga kini aliran-aliran tersebut belum bisa disimpulkan.
Agus menyebut sebagian rekening juga diketahui menerima aliran dana dari luar negeri, termasuk salah satunya dari Australia.
Data tersebut saat ini tengah didalami oleh pihak kepolisian, dan pemerintah Indonesia juga sudah merangkul pemerintah Australia terkait temuan tersebut.
"Kita temukan ada dukungan pembiayaan dari pihak Australia kepada jaringan di Indonesia. Saya tidak bisa sebutkan secara detail, tapi paling tidak PPATK sudah sampaikan kepada Densus 88," ujarnya.
Rencanan PPATK dan Polri akan membentuk wadah kerjasama terkait penanggulangan aliran dana untuk aksi terorisme, yang melibatkan negara-negara sahabat seperti Australia, Malaysia, Singapura, Thailand dan Filipiba.