Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

ICW Laporkan Dugaan Korupsi APBD DKI 2014 ke KPK

"Kerugian negara dalam kasus dugaan korupsi ini ditaksir mencapai Rp 277,9 miliar," ujar peneliti ICW, Firdaus Ilyas.

Penulis: Eri Komar Sinaga
Editor: Hasanudin Aco
zoom-in ICW Laporkan Dugaan Korupsi APBD DKI 2014 ke KPK
Tribunnews.com/Eri Komar Sinaga
Peneliti ICW membawa dua kardus berkas dugaan korupsi APBD DKI Jakarta tahun 2014 ke KPK, Kamis (26/3/2015). 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA -  Indonesia Corruption Watch (ICW) melaporkan empat paket dugaan korupsi terkait APBD DKI Jakarta tahun 2014 di dinas pendidikan.

Laporan tersebut didasarkan dari penelaahan dokumen APBD DKI Jakarta versi 2015 dan APBD dan APBD-P 2015.

Empat paket tersebut adalah pengadaan uniterruptible power suply (UPS), pengadaan buku sekolah di Jakarta, pemindai tiga dimensi (scanner 3D) dan pencetak (printer), dan peralatan pusat kebugaran (fitnes) di berbagai sekolah.

"Kerugian negara dalam kasus dugaan korupsi ini ditaksir mencapai Rp 277,9 miliar," ujar peneliti ICW, Firdaus Ilyas, di KPK, Jakarta, Kamis (26/3/2015).

Total kerugian negara tersebut bersumber dari pengadaan UPS Rp 186,4 miliar, kerugian pengadaan printer dan scanner Rp 89,4 miliar, kerugian pengadaan buku senilai Rp 2,1 miliar.

Kejanggalan proyek tersebut, lanjut Firdaus, misalnya bisa dilacak dari pengadaan enam buku untuk sekolah pada APBD 2014.

Buku tersebut berjudul Hikayat Ibu Kota, Perempuan, Dari Rezim ke Rezim, Jakarta Dulu Rawa Kini Menara, Menapak Kota Harapan, dan Delman Menuju MRT.

Berita Rekomendasi

Anggaran untuk buku tersebut adalah Rp 3 miliar.

Namun, anggaran buku tersebut kemudian muncul pada APBD 2015 versi DPRD dengan tiga buku berbeda yakni Nekad Demi Rakyat, Dari Belitung Menuju Istana, Tionghoa Keturunanku, dan Indonesia Negaraku.

"Nilai anggaran untuk tiga judul buku ini mencapai Rp 30 miliar. ICW khawatir jika APBD versi DPRD ini disahkan maka praktik korupsi yang sama juga terjadi pada pengadaa buku trilogi Ahok ini," kata Firdaus.

Menurut Firdaus, bukti-bukti dugaan pejarahan uang negara tersebut terekam melalui dokumen kontrak, proses lelang, penunjukan, pembentukan harga, dan pemilihan pemenang lelang pengadaan barang dan jasa terkait keempat paket tersebut.

Kata Firdaus, laporan ini adalah lanjutan dan selanjutnya akan dikembangkan untuk mencari kemungkinan penjarahan uang negara.

"Ini bagian dari pengumpulan data investifgasi yang kami lakukan termasuk analisis. Sekali lagi ini merupakan bagian awal yang kami coba kami laporkan," tukas Firdaus.

ICW terlihat membawa dua kardus berkas dugaan korupsi APBD DKI Jakarta tahun 2014.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas