Daeng Koro Beberapa Kali Terlibat Baku Tembak dengan Polisi
Daeng Koro pun tercatat sebagai aktor intelektual pembunuhan dua anggota Polri Briptu Andi dan Brigadir Sudirma di Tamanjeka
Penulis: Adi Suhendi
Editor: Hendra Gunawan
Laporan wartawan Tribunnews.com, Adi Suhendi
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA-- Daeng Koro teroris yang diduga tewas dalam insiden baku tembak dengan tim kepolisian di Desa Sakinah Jaya, Parigi Utara, Sulawesi Tengah, Jumat (3/4/2015) sudah lama menjadi buruan kepolisian atas aksi teror yang dilakukannya selama ini di wilayah Sulawesi.
Kepala Bagian Penerangan Umum Divhumas Polri Kombes Pol Rikwanto membeberkan peranan Daeng Koro selama bergabung dengan kelompok teroris Poso.
"Ia sebagai pelatih dan ketua pelaksana beberapa kegiatan tadrib yang dilaksanakan di daerah Tuturuga Kabupaten Morowali, Tarib di Sulawesi Barat, Mambi, serta tadrib yang dilaksanakan di Gunung Tamanjeka, Poso," ungkap Rikwanto.
Selain itu, Daeng Koro pun tercatat sebagai aktor intelektual pembunuhan dua anggota Polri Briptu Andi dan Brigadir Sudirma di Tamanjeka. Tidak lama setelah kejadian tersebut, Daeng Koro pun memimpin penghadangan anggota Brimob yang sedang berpatroli di wilayah Kalora, Poso. Insiden baku tembak tersebut menyebabkan anggota bhayangkara gugur.
Daeng Koro pun menjadi perakit bom dan eksekutor bom di Pantangolemba.
"Ia pun terlibat juga dalam konyak senjata dengan anggota kepolisian di Gunung Gayatri, Desa Maranda, Poso," ujar Rikwanto.
Bukan hanya sering terlibat baku tembak dengan kepolisian, ia pun menjadi pemasok senjata api untuk kelompok teroris yang menamakan diri Mujahidin Indonesia Timur dibawah pimpinan Santoso.
Ia merupakan penghubung kelompok teror yang berada di Makasar dengan MIT.
"Ia sebagai ahli strategi bagi kelompok MIT. Selain itu ia pun menjadi aktor intelektual penembakan warga masyarakat di desa Masani," ungkapnya.