Latar Belakang Kehidupan Mario, Manusia Penyusup ke Roda Pesawat
Belum ada motif pasti Mario Steven Ambarita (21) sampai nekat ikut penerbangan pesawat Garuda Indonesia rute Pekanbaru-Jakarta selama 1 jam 10 menit
Penulis: Abdul Qodir
Editor: Gusti Sawabi
TRIBUNNEWS.COM - Belum ada motif pasti Mario Steven Ambarita (21) sampai nekat ikut penerbangan pesawat Garuda Indonesia rute Pekanbaru-Jakarta selama 1 jam 10 menit dengan sembunyi di roda pesawat pada Selasa (7/4/2015) petang.
Pihak Garuda Indonesia menyebutkan Mario melakukan aksinya itu karena ingin pulang ke kota kelahirannya, Jakarta. Sebab, Mario yang lahir di Jakarta dan tumbuh besar di Riau, tapi belum pernah ke Jakarta pasca-pindah tempat tinggal.
Namun, pihak Polres Bandara sebagaimana pengakuan Mario dalam pemeriksaan ke petugas Otoritas Bandara (Otban), ia melakukan aksi itu agar dapat bertemu dengan Presiden RI, Joko Widodo atau Jokowi.
Selain pengakuan ke petugas, perihal motif Mario melakukan aksi nekatnya itu juga disampaikannya melalui update dalam twitter dan facebook-nya.
Dalam akun twitternya, @riostevanaja, Mario mengungkapkan keluh kesah hatinya.
"Aku emang sakit hati, dan aku emang kecewa, tapi aku gak mau dikasihanin!" tulis Mario melalui akun twitter-nya.
"Bosaan, tiap hari gini-gini aja. Gak ada hiburan," kicaunya lagi.
Dalam update twitter terakhirnya sebelum menyusup ke pesawat, Mario juga sempat menyampaikan sempat masak nasi goreng sendiri hingga keinginannya yang besar untuk menjadi orang sukses.
"Sukses itu perlu proses, kalau mau cepat iya mie instant."
Sementara, update terakhir dalam akun facebooknya, Mario Steven Ambarita, ia mengungkapkan perihal hubungan asmara hingga sindiran.
"Kalau punya cewek ya jangan dicuekinlah, jangan nunggu apa-apa harus cewek duluan."
"Masih jaman nakal? Sekarang sudah harus berpikir gimana buat orangtua bisa bangga sama kita!!! Bisa bikin orang tua tersenyum itu ibadah di tahun 2015 ini mas bro."
Berdasarkan pengakuan ke petugas bandara, Mario mengaku anak sulung dari lima bersaudara pasangan Manahan Ambarita dan Viar Sitanggang. Ia mengaku lahir di Jakarta, 30 Agustus 1993.
Namun, ia dan keluarganya tinggal di sebuah desa, tepatnya di Jalan Ki Hajar Dewantara, Desa Bagan Batu, Bagan Sinembah, Rokan Hilir, Riau.
Ia pun menamatkan pendidikan SD hingga STM di Bagan Batu.
Keseharian ayah dan ibunya bekerja sebagai petani dan bercocok tanam di ladang. Begitu pun Mario.
"Tadi, saya sempat ngobrol dengan dia di dalam. Dia bilang, di Riau cuma cocok tanam, jadi petani seperti orang tuanya," ujar seorang petugas Otban di kantornya, tempat Mario diproses, kawasan Bandara Soekarno-Hatta, Cengkareng, Selasa (7/4/2015) malam.
"Saya belum bisa menyimpulkan, apakah dia melakukan aksi itu karena sebatas ingin ke Jakarta tapi nggak punya duit atau ingin mencuri perhatian publik lantaran ingin ketemu Presiden Jokowi. Tapi, salut juga kalau benar dia gara-gara ingin ketemu Presiden Jokowi sampai pakai cara seperti itu," ujar imbuh petugas yang enggan disebutkan namanya itu.
Meski berasal dari keluarga petani, Mario mengaku ke petugas bandara bisa menyusup ke area landasan pacu Bandara Sultan Syarif Kasim II, Pekanbaru, Riau, dan menyusup ke roda pesawat Garuda, dengan belajar dari internet dan media sosial seperti Facebook.