Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Komisi V: Dunia Penerbangan Amburadul, Menhub Harus Tanggungjawab

Wakil Ketua Komisi V DPR RI Yudi Widiana Adia mengungkapkan keprihatinannya terhadap kondisi penerbangan di Indonesia.

Penulis: Ferdinand Waskita
Editor: Sanusi
zoom-in Komisi V: Dunia Penerbangan Amburadul, Menhub Harus Tanggungjawab
TRIBUN PONTIANAK/DESTRIADI YUNAS JUMASANI
Menteri Perhubungan, Ignasius Jonan 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Wakil Ketua Komisi V DPR RI Yudi Widiana Adia mengungkapkan keprihatinannya terhadap kondisi penerbangan di Indonesia.

Yudi menyebut, sejumlah peristiwa yang telah mencoreng nama baik penerbangan di Indonesia yaitu peristiwa jatuhnya maskapai AirAsia QZ8501, kasus delay parah yang dialami Lion Airlines, dan terakhir penyusupan Mario Steven Ambarita (21) ke ruang roda pesawat Garuda Indonesia di Bandara Sultan Syarif Kasim II, Pekanbaru.

"Jelas beberapa kejadian ini merupakan kejadian yang mencoreng nama baik Indonesia di dunia penerbangan, di saat dunia penerbangan kita tengah bergeliat untuk tumbuh," tegas Yudi, di Gedung DPR RI, Jakarta, Kamis (9/4/2015).

Yudi menuturkan, Menteri Perhubungan (Menhub) Ignasius Jonan harus bertanggungjawab terhadap dunia penerbangan nasional dengan melakukan langkah-langkah dan tindakan yang efektif. "Segala kejadian ini merupakan pertaruhan Menteri Perhubungan," ujar Yudi.

Politisi Partai Keadilan Sejahtera (PKS) itu mengatakan, beberapa langkah Menhub mengatasi permasalahan di dunia penerbangan nasional, belum membuahkan hasil menggembirakan.

"Baik itu rotasi pejabat, kemudian kebijakan-kebijakan yang sifatnya mengguncang dunia penerbangan ternyata tidak menghasilkan kemajuan dalam hal keamanan dan keselamatan dunia penerbangan," papar Yudi.

Oleh karenanya, perlu dilakukan audit baik di Kemenhub maupun industri penerbangan pada umumnya.

Berita Rekomendasi

"Karena seperti kita ketahui, di akhir 2015 ini kita akan menerapkan kebijakan Open Sky Policy, dimana persaingan bisnis penerbangan tidak saja ada di Indonesia, tapi di Asia Tenggara, kemudian Asia secara umum dan dunia, dan kalau kita tidak mampu melakukan pembenahan, maka kita hanya jadi konsumen saja, dan masyarakat Indonesia hanya menjadi penumpang saja di dunia penerbangan ini," pungkas Yudi.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas