Mulyadi Terima Puluhan Panggilan Telepon Usai Dijotos Mustofa
Lebih 20 panggilan masuk ke telepon genggam Wakil Ketua Komisi VII DPR dari Fraksi Partai Demokrat, Mulyadi sesaat dirinya diberitakan adu jotos
Penulis: Abdul Qodir
Editor: Sugiyarto
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Lebih 20 panggilan masuk ke telepon genggam Wakil Ketua Komisi VII DPR dari Fraksi Partai Demokrat, Mulyadi sesaat dirinya diberitakan adu jotos dengan anggota komisinya, Mustofa Assegaf saat rapat dengan Menteri ESDM di Gedung DPR, Jakarta pada Rabu (8/4/2015) petang.
Panggilan telepon itu datang dari sesama anggota F-PD, konstituen di dapil, kakak, adik, orang tua, istri hingga sang anak yang berada di Australia.
Mereka menanyakan peristiwa yang sebenarnya terjadi hingga kondisi Mulyadi.
"Anak saya yang di Australia sampai telepon saya. Apalagi yang di dapil sampai bilang mau ramai-ramai datang ke sini. Saya kasih pengertian ke mereka, ini bukan mau berkelahi," kata Mulyadi saat berbincang dengan Tribun di Gedung DPR, Jakarta, Kamis (9/4/2015).
Menurutnya, orang-orang dekat yang menelepon itu sangat mengkhawatirkan dirinya lantaran pemberitaan menyebutkannya terlibat adu jotos. Padahal, Mulyadi merasa kejadian yang menimpanya adalah pemukulan.
"Keluarga saya sangat khawatir karena bapaknya ini dipukulin. Istri saya telepon, nanya ada apa, luka apa aja. Bahkan, anak saya yang kecil yang masih kelas 1 SMA sampai bilang, 'Kok bisa anggota DPR main pukul'. Yah, seperti preman saja. Nah, itu juga yang jadi pertanyaan saya, saya juga nggak habis pikir," tuturnya.
Usai kejadian itu, Mulyadi mendapatkan perawatan medis di Gedung DPR. Ia pun sempat melakukan pemeriksaan visum di RS Mintohardjo untuk keperluan pelaporan kasus ini ke Polda Metro Jaya.
"Pulang ke rumah, istri dan anak-anak langsung cek wajah saya ini," kata Mulyadi seraya menunjukkan dua luka lebam di wajahnya.
Selain ditangani kepolisian, saat ini Mahkamah Kehormatan Dewan (MKD) juga tengah mendalami kasus ini.
Namun, hingga berita ini diturunkan, Mustofa Assegaf selaku pihak yang dituduh melakukan penganiayaan terhadap Mulyadi belum memberikan klarifikasi perihal kronologi kejadian versinya. (Abdul Qodir)