Cerita Anak Bungsu Badrodin Pilih Apoteker Demi Sembuhkan Ibunya
"Supaya ini berguna bagi keluarga saya dan pasien," ujar adik Faraouq Ashadi itu.
Penulis: Ferdinand Waskita
Editor: Y Gustaman
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Ferdinand Waskita
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Putra bungsu Komjen Polisi Badrodin Haiti, Fakhri Subhana, menceritakan penyakit ibunya Tejaningsih. Fakhri merupakan lulusan Farmasi Universitas Indonesia 2014 yang kini mengambil program profesi apoteker.
Istri calon Kapolri itu ternyata mengidap penyakit Stevens-Johnson syndrome (SJS) atau sindrom Stevens-Johnson. Di hadapan Komisi III DPR, Fakhri mengaku awalnya tertarik menjadi dokter. Saat duduk kelas dua di sekolah menengah atas, ibunya terkena penyakit tersebut.
"Dia itu alergi obat yang jarang terjadi, padahal obat diberikan pihak rumah sakit. Ini sebenarnya bisa dihindari," kata Fakhri saat Komisi III DPR berkunjung ke rumah Badrodin Haiti di Jagakarsa, Jakarta Selatan, Rabu (15/4/2015).
Ia pun langsung mendaftarkan diri ke jurusan Farmasi UI supaya bisa mengingatkan keluarganya terutama ibunya dalam penggunaan obat. "Supaya ini berguna bagi keluarga saya dan pasien," ujar adik Faraouq Ashadi itu.
Sementara Tejaningsih menceritakan sakit yang dideritanya terjadi pada 2008. Awalnya, karena sering puasa, sewaktu makan Tejaningsih hanya berbuka dengan minuman. Kemudian ia merasa sakit di lambung.
"Saya kontrol, lalu lihat lambung, katanya ada titik darah," kata Tejaningsih tanpa menyebut lokasi rumah sakit tempat ia berobat. Kemudian setelah diberi obat, ia mengalami panas. "Seperti disiram air panas," kata ibu dua anak itu.
Ternyata Tejaningsih terkena penyakit alergi. Wajah terlihat melepuh dan tubuhnya terkena bintik merah. Tejaningsih lalu memperlihatkan foto-foto itu ke wartawan. Selama setahun, Tejaningsih tidak keluar keringat. Sedangkan selama satu bulan tidak boleh terkena sinar matahari karena khawatir kanker.
Istri Badrodin itu mengaku sempat mengadukan kasusnya ke pihak kepolisian Polda Metro Jaya karena dugaan malapraktik. Namun, kasusnya tidak pernah sampai tahap P-21. Ia pun berharap tidak terkena penyakit itu lagi.
"Saya kena aspirin, mungkin yang lain berbeda," ujarnya.
Sekarang, Tejaningsih mengaku Sehat. Ia juga tidak mengonsumsi obat maupun pantang jenis makanan. "Enggak ada pantangan, jangan banyak lemak saja," katanya.