Soal-soal Ujian Nasional Bocor Ke Internet, Ini Oknum yang Diduga Menyebarkan
Oknum percetakan negara diduga yang menyebarkan soal-soal ujian nasional ke internet.
Editor: Agung Budi Santoso
TRIBUNNEWS.COM -Pelaksanaan ujian nasional masih diwarnai kasus kebocoran soal ujian. Kali ini, bocoran soal beredar dalam situs layanan penyimpanan dokumen Google Drive.
Oknum percetakan diduga mengunggah naskah soal. Penyidik Badan Reserse Kriminal Polri telah menggeledah kantor Perum Percetakan Negara.
Kepala Bareskrim Polri Komisaris Jenderal Budi Waseso menyatakan, penggeledahan Percetakan Negara dilakukan untuk mendalami laporan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Anies Baswedan, sekaligus mencari bukti kasus. Naskah soal ujian nasional (UN) yang bocor ialah Bahasa Indonesia, Matematika, Biologi, dan Kimia sebanyak 30 paket atau booklet.
"Kami belum menemukan ada jaringan terorganisir dalam kasus itu. Hanya oknum percetakan sehingga masih kami telusuri dari berbagai informasi yang didapat," kata Budi.
Anies mengatakan, paket soal UN ditemukan bocor dalam bentuk file PDF yang diunggah di akun Google Drive pada Senin (13/4). Ia telah menghubungi pihak Google Inc di Amerika Serikat dan meminta mereka menghapus data dalam akun Google Drive. Akun juga sudah dinonaktifkan Google Inc.
Kepala Pusat Penilaian Pendidikan Kemdikbud Nizam menambahkan, hasil analisis data menunjukkan, data berasal dari salah satu percetakan yang bertugas mencetak soal UN.
Meresahkan
Di Yogyakarta, bocoran soal di internet menimbulkan keresahan, antara lain, di SMA Negeri 3 Yogyakarta. Siswi Jurusan IPA SMAN 3 Yogyakarta, AM Cestakara, menuturkan, tautan dokumen berisi bocoran soal itu menyebar di grup layanan pesan telepon seluler Line murid SMAN 3 Yogyakarta, Minggu.
"Kami tidak mengerti kalau soal itu sama persis dengan soal UN. Tidak ada niat untuk mencari bocoran soal UN," ujar Cestakara. Para murid lalu melaporkan bocoran itu kepada guru.
Di Jawa Timur, seperti di Malang, Kediri, dan Sidoarjo, gangguan lain dialami para peserta UN mata pelajaran Bahasa Inggris akibat ketidaksesuaian lembar jawaban dengan materi soal mendengarkan (listening).
Pihak Kemdikbud mengakui telah salah mengirimkan data keping cakram audio dan naskah soal yang dikerjakan oleh dua percetakan berbeda.
Sebagai solusi, diputuskan ujian mendengarkan nomor 1-15 tidak digunakan dan tidak masuk dalam penilaian. "Tidak akan dinilai agar tidak merugikan peserta didik. Ini murni kesalahan Kemdikbud," kata Anies.
(SAN/LUK/B04/HRS/DIA/WER/SIR/NIK/FLO/ODY)