Tiga Dokumen KAA 2015 Dinilai Hanya Sebatas Daur Ulang
Tiga dokumen dari KAA ini daur ulang saja, jadi bukan hal baru," kata Budi
Penulis: Muhammad Zulfikar
Editor: Johnson Simanjuntak
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Jurnalis senior, Budiarto Shambazy menilai tidak ada yang spesial dari penyelenggaraan Konferensi Asia Afrika 2015.
Bahkan ia menyebut, tiga dokumen yang dihasilkan dari penyelenggaraan KAA 2015 terbilang biasa-biasa saja.
"Tiga dokumen dari KAA ini daur ulang saja, jadi bukan hal baru," kata Budi di kawasan Menteng, Jakarta Pusat, Sabtu (25/4/2015).
Tiga dokumen yang dihasilkan oleh Konferensi Asia Afrika adalah Pesan Bandung, Deklarasi Penyegaran Kemitraan Strategis Baru Asia Afrika dan Deklarasi Palestina.
Menurut Budi, isu mendukung Palestina merdeka telah lama digulirkan dalam event yang sama.
Begitupun dengan harus adanya di tubuh Perserikatan Bangsa Bangsa yang dinilai pidato Jokowi tidak memiliki peran signifikan.
"Jadi memang belum ada yg signifikan, belum banyak perubahan dibandingkan peringatan 50 tahun KAA di Bandung," tuturnya.
Masih kata Budi, yang menarik dari tiga dokumen KAA itu apabila dibahas dalam Konferensi Tingkat Tinggi gerakan nonblok di Venezuela tahun ini.
Menurutnya, Jokowi harus memperkuat tiga dokumen KAA dalam forum KTT gerakan nonblok.
"Nah itu KTT gerakan nonblok lebih mengikat. Jadi Jokowi harus memperkuat apa yang sudah disepakati (di KAA)," ujarnya.