Pansel Calon Dirjen Bea Cukai Tidak Transparan
Uchok Sky Khadafi menilai proses seleksi calon Direktur Jenderal Bea dan Cukai tidak dilakukan secara transparan.
Penulis: Imanuel Nicolas Manafe
Editor: Johnson Simanjuntak
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Direktur Center of Budget Analysis Uchok Sky Khadafi menilai proses seleksi calon Direktur Jenderal Bea dan Cukai tidak dilakukan secara transparan.
"Seleksi Dirjen Bea dan Cukai ini masih gelap. Ini banyak publik tidak tahu dan mempertanyakan enam rekam jejak yang gelap," ujar Uchok, Kamis (28/5/2015).
Uchok mengatakan seharusnya tim panitia seleksi mengumumkan nilai keenam calon yang telah lolos seleksi dan tinggal mengikuti proses wawancara dengan Menteri Keuangan.
"Seharusnya tim seleksi mengumumkan dong nilai yang lolos dan tidak lolos," kata Uchok.
Namun, Uchok mengatakan seleksi calon dirjen bea dan cukai masih bisa diperbaiki kedepannya dengan cara mengumumkan dasar penilaian terhadap enam calon ke publik.
"Pengumuman ini penting, agar enam orang ini tidak vonis publik karena mereka lolos karena faktor lobi-lobi, kekuatan jaringan dan uang. Tapi mereka lolos berdasarkan kapasitas," kata Uchok.
Adapun keenam peserta yang dinyatakan berhak mengikuti wawancara dengan Menteri Keuangan yaitu Baharudi Wijayanta Bekti Muktara, Heru Pambudi, Kushari Supriatno, Marisi Zainuddin Sitohang, Susiwijono, Syafri Adnan Baharuddin.
"Dalam waktu dekat Pak Menteri akan mewawancara dengan mereka, sehingga tersisa tiga peserta nantinya," ujar Wakil Menteri Keuangan Mardiasmo selaku Ketua Pansel, Selasa (26/5/2015).