Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

TB Hasanuddin: Setahu Saya Sutiyoso Dulu yang Menyerbu Kantor DPP PDI Perjuangan

Presiden Joko Widodo mengajukan Ketua Umum PKPI Sutiyoso sebagai Kepala BIN.

Penulis: Ferdinand Waskita
Editor: Johnson Simanjuntak
zoom-in TB Hasanuddin: Setahu Saya Sutiyoso Dulu yang Menyerbu Kantor DPP PDI Perjuangan
TRIBUNNEWS.COM/BIAN HARNANSA
TB Hasanuddin 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Presiden Joko Widodo mengajukan Ketua Umum PKPI Sutiyoso sebagai Kepala BIN. Anggota Komisi I DPR TB Hasanuddin mengaku terkejut dengan pencalonan pria yang akrab dipanggil Bang Yos itu.

"Soal Kabin pertama, kok tua banget ya? Umur 70 dengan kondisi pekerjaan yang harus ini," kata Hasanuddin di Gedung DPR, Jakarta, Rabu (10/6/2015).

Sutiyoso lahir pada 6 Desember 1944 atau berusia 70 tahun. Selain itu, Hasanuddin heran dengan terpilihnya Sutiyoso . Ketua Umum PKPI itu diduga terkait dengan peristiwa 27 Juli 1996 yang dikenal dengan 'Kudatuli'. Peristiwa itu terjadi saat Sutiyoso menjabat sebagai Pangdam Jaya.

"Setahu saya beliau itu dulu yang menyerbu kantor DPP PDI Perjuangan. Saya tidak tau pertimbangannya, saya harus tanya dululah," kata Hasanuddin.

Mengenai kompetensi, Hasanuddin menceritakan cara kerja intelijen jaman dulu dimana dilakukan identifikasi kemudian penyelidikan, penyidikan dan penangkapan.

"Gaya dulu mungkin hebatlah kalo dengan intel sekarang ya saya ga tau, intel sekarang kan sudah berubah situasinya. Liat UU No 11, lain pendekatan manusiawi, tekniknya, skillnya sudah berbeda," katanya.

Ketika ditanyakan apakah sikap PDIP akan memprotes pemilihan Sutiyoso sebagai Kepala BIN, Hasanuddin mengatakan hal itu merupakan hak prerogatif presiden.

BERITA REKOMENDASI

"Kita sudah berjuang untuk rakyat saja," ujarnya.

Tugas BIN, Hasanuddin menjelaskan bukan hanya mengawal pemerintah tetap juga negara dan bangsa. Tantanganya mengubah mindset, operasi intelejen model dulu dengan sekarang.

"Nah sekarang ini harus mampu mempengaruhi tanpa menyentuh kalau dulu dipengaruhi dengan disetrum contoh-contohnya. Saya engga menyayangkan, ya sudah. Itu udah keputusan presiden, mau apa? saya tidak mengapresiasi keputusan itu," katanya.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas