Ayah Angkat Angeline Ternyata Seorang Bos Tambang Minyak Bumi dan Gas Asal AS
Nama Douglas, pria asal Amerika Serikat diungkap seorang perempuan bernama Laura Scarborough
Penulis: Domu D. Ambarita
Douglas lahir di Galveston, Negara Bagian Texas, Amerika Serikat pada 26 Februari 1945.
Ia anak bungsu dari lima bersaudara. Dia meninggal di Singapura 17 September 2008 pukul 09:17 Wita karena komplikasi dari serangan jantung.
“Dia begitu dicintai di seluruh dunia. Sebagian besar hidupnya bekerja dihabiskan di Indonesia, bekerja pada sistem seismik dan eksplorasi minyak. Selain kehebatannya dalam mengembangkan teknologi baru dan ide-ide, ia memberikan waktunya untuk membantu, dan mendukung tanpa pamrih untuk banyak kawan-kawannya, keluarga, dan rekan," tulis Laura.
Menurut informasi yang diperoleh Tribun dari sumber di Denpasar, Bali, Douglas pernah bekerja di beberapa perusahaan besar multinasional di bidang tambang minyak yang beroperasi di Kalimantan Timur dan daerah lain di Indonesia.
Menanggapi berita duka yang diunggah Laura mengenai kematian Douglas, tujuh tahun silam, banyak rekan mendiang memberi komentar.
Misalnya praktisi perminyakan dari Rusia, Igor Tishchenko.
“Saya pribadi dan semua tim Rusia, berduka cita atas meninggalnya Pak Douglas. Kami mengcapkan belasungkawa yang besar untuk semua staf dari PT SVI (PT Sistim Vibro Indonesia), dan kerabat, untuk putrinya - Christina, Laura, Sarah dan istri-istrinya - Ilse dan Telly,” Telly nama alias Margreit Ch Megawe.
Margreit juga memiliki putri bernama Yvonne Caroline Megawe.
“Pak Douglas benar-benar orang yang baik, manajer sangat kreatif, ahli geofisika dan sahabat yang baik. Kami kesenangan dapat bekerja sama di Indonesia dan membesarkan perusahaan bersama Douglas selama 10 tahun terakhir,” tulis Igor Tishchenko.
Hannes Schumann mengaku sudah bertahun-tahun mengenal Douglas.
“Saya telah berada di Indonesia selama lebih dari 30 tahun. Saya sudah kenal Doug selama bertahun-tahun. Dia adalah teman baik, jujur, pikirannya tidak selalu mudah dicerna tetapi selalu menarik dan pemikirannya asli,”tulis Hannes.
Rekan lainnya Jean-Pierre Franger menuturkan perkenalannya sekitar lima tahun sebelum Douglas meninggal.
“Saya bertemu Douglas hampir 5 tahun lalu, pertama sebagai rekan di MEDCO. Dia merupakan teman dengan pribadi yang sangat baik Saya memiliki begitu banyak hal baik tentang dirinya, kalau saya sampaikan, ruang ini tidak akan cukup untuk itu. Jadi saya hanya akan kembali memanggil bunga yang luar biasa dalam membantu orang, sehingga benar-benar dan penuh kasih sayang. Semoga sahabat baikku istirahat dengan tenang.”tulisnya.