Tiga Jenderal Polisi Daftarkan Diri Calon Pimpinan KPK
Tiga orang berlatarbelakang kepolisian turut mendaftarkan diri dan meramaikan bursa calon pimpinan Komisi Pemberantasan Korupsi
Editor: Gusti Sawabi
Tribunnews.com, Jakarta - Tiga orang berlatarbelakang kepolisian turut mendaftarkan diri dan meramaikan bursa calon pimpinan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK). Dua orang perwira tinggi Polri yakni Irjen Yotje Mende dan Irjen Syahrul Mamma, serta seorang purnawirawan polisi Irjen (Purn) Benny Mamoto.
"Tiga ini putra terbaik Bhayangkara," ujar Kepala Divisi Humas Polri Irjen Anton Charliyan di kompleks Mabes Polri pada Senin (15/6/2015).
Anton menyebutkan, pendaftaran ketiga orang itu bukan atas dorongan institusi, melainkan kehendak pribadi. Ketiganya telah memberitahukan keinginannya menjadi calon pimpinan KPK kepada pimpinan Polri, Jenderal Badrodin Haiti dan Komisaris Jenderal Budi Gunawan.
"Kalau dua perwira tinggi, ya wajib memberi tahu ya. Kalau Pak Benny menghadap untuk sekedar memenuhi etika saja," ujar Anton.
Rekam jejak ketiganya dinilai Anton sangat baik. Salah satu indikatornya adalah jabatan ketiga orang itu sebagai bintang dua. Menurut Anton, seluruh personel Polri yang mendapat pangkat bintang merupakan personel yang telah teruji kapabilitasnya.
"Lagi pula tiga nama ini adalah pakar di bidang reserse. Komitmen, konsisten dan mental yang dimiliki mereka tidak perlu diragukan," ujar dia.
Yotje hingga saat ini masih menjabat sebagai Kepala Polda Papua. Sebelum mengemban jabatan itu, perwira kepolisian angkatan tahun 1981 dan pernah menjabat sebagai Kepala Kepolisian Wilayah Surakarta tersebut, menjabat sebagai Kepala Sekolah Pimpinan Tinggi (Sespimti) Lembaga Pendidikan Polri (Lemdikpol).
Sementara, Syahrul, saat ini menjabat sebagai Deputi Bidang Koordinasi dan Keamanan Nasional di Kementerian Koordinator Politik Hukum dan Keamanan. Akpol angkatan 1983 itu pernah menjabat sebagai Direktur Kriminal Khusus Polda Metro Jaya dan Kepala Divisi Hukum Polri. Ada pun, Benny adalah pensiunan Polri dengan pangkat terakhir Irjen. Benny mengakhiri karier di Polri sebagai Deputi Pemberantasan Badan Narkotika Negara (BNN). Ia punya banyak pengalaman sebagai penyelidik dan penyidik perkara-perkara internasional, baik narkotika, perkara perbankan hingga terorisme.
Anton mengatakan, tiga nama tersebut masih akan bertambah lagi. Namun, dia tidak dapat memastikan siapa lagi perwira polisi yang akan mendaftarkan diri.
Bukan titipan Badrodin atau Budi Gunawan
Anton menegaskan, Yotje, Syahrul dan Benny tidak pernah sekali pun berada satu satuan kerja dengan Badrodin atau pun Budi Gunawan. Oleh karena itu, kata dia, tak perlu ada kekhawatiran bahwa mereka titipan Polri di KPK.
"Tidak, tidak pernah satu atap persis dengan Pak Badrodin atau Pak Budi Gunawan," ujar Anton.
Kepala Polri Jenderal Badrodin Haiti membenarkan tiga orang berlatar belakang Polri turut 'nyalon' menjadi pimpinan KPK. Meski pendaftaran itu mendapat dorongan institusi terlebih dahulu, namun Badrodin membantah ketiganya disebut sebagai anggota Polri yang disusupkan ke KPK.
"Semua, misal dari kejaksaan, kementerian, kalau ada yang daftar langsung dianggap perwakilan institusi, kan enggak. Mereka itu perorangan. Lagi pula mereka nanti diminta mengundurkan diri. Jadi masyarakat saja itu yang menganggap seolah-olah mereka nanti enggak independen," ujar Badrodin.
Komisioner Komisi Kepolisian Nasional (Kompolnas) Muhammad Nasser berharap jika di antara ketiga sosok itu ada yang terpilih menjadi pimpinan KPK, tidak akan membawa-bawa kepentingan Polri. Menurut Nasser, risikonya terlalu besar bagi Polri.
"Ketika di KPK, dia harus berfikir dengan pola KPK yang bisa saja berbeda dengan Polri. Tapi keyakinan saya didasarkan pada karena KPK sudah punya aturan jelas. Tinggal tergantung manusianya saja," ujar Nasser.
Catatan Kompolnas atas dua perwira tinggi sejauh ini baik. Keduanya dikenal cukup bersih selama menjabat sebagai kepala satuan. Namun, Kompolnas tak memiliki catatan Benny Mamoto karena yang bersangkutan telah pensiun saat Nasser dan komisioner Kompolnas saat ini aktif menjabat. (Fabian Januarius Kuwado)