Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Jelang Reshuffle, PKB Lihat Upaya Pisahkan Jokowi Dari Partai Pengusung

Menjelang reshuffle muncul upaya sistematis yang ingin memisahkan Presiden Jokowi dari akar partai pengusungnya

Penulis: Ferdinand Waskita
Editor: Budi Prasetyo
zoom-in Jelang Reshuffle, PKB Lihat Upaya Pisahkan Jokowi Dari Partai Pengusung
Kuli tinta
Wakil Sekjen PKB Daniel Johan 

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Ferdinand Waskita

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA -Menjelang reshuffle muncul upaya sistematis yang ingin memisahkan Presiden Jokowi dari akar partai pengusungnya. Hal ini akan semakin melemahkan dan membahayakan pemerintahan Kabinet Kerja. Demikian dikatakan Wakil Sekjen PKB Daniel Johan di Gedung DPR, Jakarta, Selasa (30/6/2015).

‎"Bila ini terjadi maka reshuffle justru membuat stabilitas politik dan ekonomi semakin terpuruk," kata Daniel.

Daniel mengatakan‎ kinerja menteri dan kondisi politik ekonomi selama tujuh bulan harus menjadi pelajaran penting bagi presiden dalam mengambil kebijakan reshuffle. Fakta data dan lapangan menunjukkan bahwa kondisi perekonomian Indonesia terus terpuruk.

Ia mengingatkan pertumbuhan ekonomi dan nilai rupiah anjlok, inflasi dan harga kebutuhan pokok melambung tinggi, tingkat kesejahteraan nelayan dan petani drop turun, demo dan ketidakpuasan nelayan disuarakan dibanyak wilayah, carut-marut angkutan udara dan darat terus terjadi, kesejahteraan serta daya beli masyarakat melemah membuat sektor riil terpukul hingga 50 persen. Kemudian banyak pabrik akan tutup mengurangi tenaga kerja, bahkan hal yang strategis buat negara diserahkan ke asing.

"Waktu pembentukan kabinet kemarin presiden didorong untuk menyingkirkan kader partai meskipun baik dan profesional, tapi saat ini keterpurukan justru berasal dari menteri-menteri nonparpol yang terbukti tidak memberi kontribusi mewujudkan nawacita dan janji presiden," kata anggota Komisi IV DPR itu.

Menurut Daniel,‎ hal itu bisa terjadi karena menteri-menteri nonparpol tidak memiliki nilai lebih kepada presiden. Umumnya mereka tidak memiliki ikatan ideologi, maupun tanggung jawab dan dukungan basis sosial politik yang kuat. Mereka hanya berperan diranah individu sehingga bila terjadi instabilitas politik tidak memiliki kekuatan untuk menyelesaikannya. "Bahkan banyak yang hanya memikirkan kelompok dan bandarnya saja. Jangan dikira mereka tidak memiliki dukungan para cukong dibelakangnya," ungkapnya.

Berita Rekomendasi

Sementara, kata Daniel, kader parpol setidaknya memiliki basis sosial politik yang kuat baik di parlemen maupun di akar rumput. Ia mengatakan partai politik merupakan organisasi terbesar dan paling kompleks yang ada setelah negara yang strukturnya lengkap dari pusat hingga ke pedesaan terkecil, sehingga kader-kader terbaik parpol sudah teruji dalam mengelola persoalan masyarakat.

"Pemeritahan di mana pun membutuhkan stabilitas politik sebagai dasar mewujudkan segala visi dan ideologi memajukan negara dan mensejahterakan rakyat, di mana partai politik adalah bagian utuhnya dalam sistem demokrasi Pancasila yang kita anut. Menyingkirkan partai politik sama artinya melemahkan sistem demokrasi. Ini berlaku di semua negara dan pemerintahan di dunia," jelasnya.

Bila Presiden ingin pemerintahannya mampu memperbaiki keadaan, katanya, maka harus benar-benar menggunakan hak prerogatifnya dengan memperkuat sistem demokrasi yang dianut Indonesia.

"Agar pemerintahan Jokowi dapat berjalan efektif dan kuat dalam mewujudkan nawacita dan kemandirian nasional. Jangan sampai reshuffle justru semakin memperlemah pemerintahan dan mencabut akar stabilitas politik ekonomi yang saat ini sangat dibutuhkan," katanya.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas