Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Kapuspen TNI: Masih Layak, Pesawat Hercules C-130 Baru 20 Ribu Jam Terbang

Kapuspen TNI, Mayjen Fuad Basya mengatakan pesawat Hercules C-130 yang jatuh di Medan pada Selasa lalu masih dalam kondisi layak terbang.

Penulis: Eri Komar Sinaga
Editor: Gusti Sawabi
zoom-in Kapuspen TNI: Masih Layak,  Pesawat Hercules C-130 Baru 20 Ribu Jam Terbang
news.asiaone.com
Kecelakaan pesawat Hercules di Medan 

laporan Eri Komar Sinaga

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA- Kepala Pusat Penerangan TNI, Mayjen Fuad Basya mengatakan pesawat Hercules C-130 yang jatuh di Medan pada Selasa lalu masih dalam kondisi layak terbang.

Menurut Fuad, pesawat yang menewaskan seluruh penumpangnya itu dari segi pemeliharaan sangat memenuhi syarat. Kata Fuad, jam terbang Hercules tersebut akan berakhir pada 38 ribu jam terbang. Sementara kini pesawat tersebut baru mendekati 20 ribu jam terbang.

"Pesawat siap terbang ternayata sampai di atas mendadak rusak. Satu mesin di kanan. Pilot minta kembali dan dia masih rendah langsung belok ke kanan dan senggol sebuah antena yaitu antrena radio Joy FM," ujar Fuad dalam diskusi bertajuk 'Hercules dan Irono Alutsista TNI' di Warung Daun, Cikini, Jakarta, Sabtu (4/7/2015).

Fuad mengungkapkan ternyata antena radio tersebut berada pada radius 3-4 km dari Lanud Soewondo, Medan. Berdasarkan tata ruang bandara, Fuad mengungkapkan bandara harus steril dari bangunan tinggi minimal dalam radius 5 km.

"Kita tidak bisa salahkan karena kurang perawatan atau kurang profesionalisme prajurit. Nanti akan ada hasil investigasinya," kata dia.

Terkait perawatan alutsista TNI khususnya pesawat Hercules, sudah ada tahapan-tahapan sesuai prosedur. Fuad juga membantah jika ada sistem gonta-ganti (kanibal) antar komponen pesawat.

Berita Rekomendasi

"Masalah kanibal mungkn saya perlu luruskan. Yang dikanibal mungkin kursi, radio untuk hiburan, tapi alat utama tidak," kata dia.

Kata Fuad, pesawat TNI AD dibagi dalam empat tahapan dalam perawatannya.

Untuk pesawat yang mengalami kerusakan ringan, kondisi pesawat akan dicek dalam 50 jam terbang. Rusak atau tidak rusah, pesawat tersebut harus masuk pemeliharaan di skuadron. Dalam jangka waktu tiga tahun, rusak atau tidak rusak, pesawat tersebut harus masuk ke dalam suadron teknik.

Apabila sudah masuk ke dalam usia lima tahun atau sudah 3600 jam terbang, pesawat tersebut harus masuk ke depo pemeliharaan di Bandung, Jawa Barat untuk 'dilanjangi'.

"Cukup lama prposesnya, di sana seluruh bodi ditelanjangi. Dibedah semua, parunya rusak diganti sehingga pada saat keliar dari depo, pesawat istilahnya kalau laki-laki dia jadi bujang kembali. Siap pakai," beber Fuad.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas