Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Menteri Pertanian Sidak Pasar Induk Cibitung Bareng Komisi IV DPR

"Kita cari tempat dulu untuk rapat," ujar Ujar Amran Sulaiman kepada beberapa pejabat daerah.

Penulis: Fahdi Fahlevi
Editor: Hasanudin Aco
zoom-in Menteri Pertanian Sidak Pasar Induk Cibitung Bareng Komisi IV DPR
DOK. KEMENTAN
Menteri Pertanian Amran Sulaiman didampingi Dirjen Hortikultura Spudnik Sujono dan Kepala Bagian Humas Mariho H Panggabean melakukan sidak pasar ke tiga pasar, yakni Pasar Induk Kramat Jati Jakarta Timur, Pasar Klender Jakarta Timur dan Pasar Rumput Jakarta Selatan dalam rangka memantau perkembangan harga bawang merah dan komoditi pangan lainnya selama bulan Ramadhan, Minggu (21/6/2015). 

TRIBUNNEWS.COM, BEKASI - Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman melakukan inspeksi mendadak (Sidak) ke Pasar Induk Cibitung, Kabupaten Bekasi, Jawa Barat, Rabu (8/7/2015). Dalam kunjungannya Mentan didampingi oleh para anggota Komisi IV DPR RI.

Rombongan datang pada pukul 09.00 WIB. Kementan yang hadir lebih dulu sempat meninjau kantor pengelola Pasar Induk Cibitung.

"Kita cari tempat dulu untuk rapat," ujar Ujar Amran Sulaiman kepada beberapa pejabat daerah.

Sekitar setengah jam kemudian baru rombongan anggota Komisi IV DPR RI datang. Rombongan tersebut dipimpin oleh Ketua Komisi IV DPR RI Edhy Prabowo.

Bersama para anggota dewan, Mentan ini langsung berkeliling sambil bertanya harga-harga sembako menjelang hari raya Lebaran kepada para pedagang.

Amran sempat menanyakan berapa harga sembako pada pedagang di pasar Cibitung. Dari hasil diskusi Amran dengan pedagang diketahui harga menjelang ramadan masih stabil.

Salah satunya bawang merah, sejak tahun lalu hingga kini belum terjadi kenaikan harga. Per kilonya bawang merah dibanderol sekitar Rp 17 ribu.

Berita Rekomendasi

Amran, mencontohkan harga bawang di Bima, Nusa Tenggara Barat, hanya Rp 6.000 per kilo. Namun sampai ke pasar mencapai Rp 17 ribu.

Padahal pemerintah berharap harga bawang setelah diangkut dari Bima ke berbagai daerah bisa Rp 10 ribu per kilo.

"Tapi sampai ke pasar Rp 17.000, ini harus dipotong rantainya, daripada diimpor. Di lapangan sudah bagus untungnya sekitar Rp 8.000," ujar Amran.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas