Misteri Km 94 Tol Cipali
Menurut Kapolda Jabar Irjen Moechgiyarto, salah satu titik rawan kecelakaan adalah Km 94.
Editor: Mohamad Yoenus
TRIBUNNEWS.COM - Jalan Tol Cipali yang diresmikan Presiden Joko Widodo 13 Juni lalu, bakal mengubah pola arus mudik dari Sumatera dan bagian barat Jawa ke Jawa bagian tengah maupun timur.
Pemudik tahun ini diperkirakan bakal meninggalkan jalur pantai utara (pantura) yang pada tahun-tahun lalu didera kemacetan hingga belasan jam.
Sejumlah pengendara telah membuktikan, perjalanan Jakarta Cirebon lewat Jalan Tol Cipali hanya membutuhkan waktu sekitar 2,5 jam.
Sementara bila lewat pantura, Jakarta-Cirebon harus ditempuh dalam tempo sekitar 5-6 jam.
Direktur Jenderal Perhubungan Darat, Djoko Sasono memperkirakan, jalan tol sepanjang 116,7 km tersebut dapat menurunkan beban kendaraan di jalur pantura sekitar 40 persen.
Kritik keras atas pengoperasian Jalan Tol Cipali adalah tingginya angka kecelakaan lalu lintas.
Polda Jawa Barat mencatat, sejak diresmikan Jokowi hingga 23 Juni, atau selama 10 hari, terjadi 30 kecelakaan di Jalan Tol Cipali.
Sebagian di antaranya menelan korban jiwa.
Menurut Kapolda Jabar Irjen Moechgiyarto, salah satu titik rawan kecelakaan adalah Km 94.
Mayoritas kendaraan yang mengalami kecelakaan adalah kendaraan yang mengarah ke Cikampek.
Dilihat dari jenisnya, kecelakaan yang kerap terjadi di Cipali adalah tabrak belakang dan kecelakaan tunggal.
Penyebab kecelakaan tunggal di antaranya adalah mengantuk dan menghindari hewan yang menyeberang di Jalan Tol Cipali. (tribunnews/taf/len/faj)