Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Karolin Ingatkan Pemerintah Jepang Terkait Calo-calo dari Perusahaan Jepang

Anggota DPR RI yang cantik ini dari Komisi IX, Karolin Margret Natasa (33) kesal dengan semakin banyak calo-calo dari perusahaan Jepang

Editor: Gusti Sawabi
zoom-in Karolin Ingatkan Pemerintah Jepang Terkait Calo-calo dari Perusahaan Jepang
Richard Susilo
Karolin Margret Natasa Foto Richard Susilo 

Laporan Koresponden Tribunnews.com, Richard Susilo dari Tokyo

TRIBUNNEWS.COM, TOKYO - Anggota DPR RI yang cantik ini dari Komisi IX, Karolin Margret Natasa (33) kesal dengan semakin banyak calo-calo dari perusahaan Jepang yang meminta pengiriman tenaga kerja Indonesia ke Jepang, bahkan tidak sedikit yang tanpa perlindungan dalam mencari pekerjaan di negeri Sakura. Sampai di Jepang kenyataan lain dengan yang ditulis di brosur lowongan kerjanya.

"Saya tahu pasti semakin banyak pekerja Indonesia yang ilegal ke Jepang, apalagi dengan e-paspor dan bebas visa dewasa ini untuk masuk Jepang," papar Karolin khusus kepada Tribunnews.com siang ini (22/7/2015).

Para tenaga kerja Indonesia itu diyakininya sebagai pekerja kasar yang bekerja ilegal di bidang konstruksi dan perkebunan.

"Saya tahu mereka terutama untuk bidang konstruksi dan perkebunan. Kita tak mau mereka ke sana tanpa perlindungan. Untuk itu kita sudah bicarakan dengan pemerintah Jepang mengenai hal ini. Coba dong pemerintah Jepang bantu pemeritah Indonesia agar mengontrol orang Jepangnya, melalui calo-calo mereka mencari langsung tenaga kerja di Indonesia dengan janji-janji brosur tetapi akhirnya sampai di Jepang tidak sesuai dengan yang dijanjikan seperti tertulis pada brosur," lanjutnya lagi menghimbau ke pemerintah Jepang.

Sedangkan mengenai perawat serta penopang lansia Indonesia, diakuinya juga banyak yang mencari dari Jepang. Tetapi mungkin karena promosi serta juga masalah kendala bahasa Jepang yang susah, sehingga yang masuk ke Jepang jadi sedikit, paparnya lagi.

"Sebenarnya yang mau kerja di Jepang banyak dan lembaga pelatihan perlu siapkan segalanya yang memadai dengan info yang benar untuk bisa memotong jalur calo di bawah. Kemudian target 1000 ternyata terpenuhi hanya 500 karena tak mampu bahasanya. Ini kan susah. Bagi Indonesia sih terbuka saja silakan siapa pun yang mau jadi perawat atau penopang lansia di Jepang silakan mendaftar, tapi ya itulah ada beberapa kendala termasuk para calo Jepang sendiri yang langsung terjun ke Indonesia," lanjutnya.

BERITA REKOMENDASI
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas