Ketua IMM: Muktamar Muhammadiyah Berjalan Damai, Tertib dan Jauh dari Politik Uang
Setiap utusan dari berbagai daerah berbaris, runut, dan disiplin mengamalkan praktik seperti salat berjamaah
Penulis: Glery Lazuardi
TRIBUNNEWS.COM, MAKASSAR - Muktamar Muhammadiyah ke-47 di Makassar, Sulawesi Selatan pada Minggu (2/8/2015) sampai Jumat (7/8/2015) mendatang berlangsung semarak. Ratusan peserta, simpatisan atau anggota Muhammadiyah dari berbagai pelosok nusantara hadir di kota tersebut.
Ketua Umum Dewan Pimpinan Pusat Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (DPP IMM), Beni Pramula, mengatakan pelaksanaan Muktamar Muhammadiyah berjalan damai, tertib dan menggembirakan.
Apalagi, kata Beni, pemilihan ketua umum PP Muhammadiyah jauh dari isu politik uang (money politics) dan kampanye hitam (black campaigne).
"Muktamar Muhammadiyah selalu berjalan damai, tertib dan menggembirakan ditambah setiap pemilihan ketua umum PP Muhammadiyah jauh dari isu money politics dan (black campaign)," kata Beni dalam pernyataan tertulis yang diterima wartawan, Senin (3/8).
Dia menjelaskan, tokoh-tokoh Muhammadiyah selalu berkompetisi dengan prestasi, kecendikiawanan, keteladanan, dan menjaga marwah organisasi dakwah ini.
Mereka tidak ada yang saling menghujat antara satu calon ke calon lainnya. Inilah esensi fastabiqul khairat (berlomba-lomba dalam kebaikan) yang arif dan berwibawa.
Hal ini karena petinggi Muhammadiyah sadar betul bagaimana cara untuk menjaga marwah organisasi bentukan KH Ahmad Dahlan tersebut.
"Mujahid-mujahid dan ulama Muhammadiyah tahu persis bermusyawarah yang bermartabat dan baik, karena Muktamar adalah forum memajukan dan menggembirakan, serta muktamar yang memberikan harapan dan teladan," kata dia.
Menurut Beni, dalam sejarah Muktamar Muhammadiyah selalu tertata tapi, sejuk, dan selalu bermartabat. Demikian juga dengan kondisi saat ini di Makassar.
Terkait masalah administrasi, kata dia, sudah jauh-jauh diperhatikan oleh para panitia Muktamar Muhammadiyah.
Sistem registrasi anggota, kata Beni menggunakan manejemen teknologi yang berbasis komputer dan terdata jauh sebelum Muktamar dilaksanakan.
"Toleransi itu dipraktekkan bukan hanya menjadi wacana dan seruan belaka. Anti kekerasan itu pun dilaksanakan bukan dikampanyekan katanya," imbuhnya.
Setiap utusan dari berbagai daerah berbaris, runut, dan disiplin mengamalkan praktik seperti salat berjamaah. Tuan rumah yang begitu santun, ramah dan menghargai tamu dari daerah salah satu pendukung Muktamar berjalan lancar.
"Setiap perserta dari daerah yang ratusan itu didampingi oleh tuan rumah dalam kelompok-kelompoknya. Sehingga benar-benar teratur dengan baik," tambahnya.