Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Potensi Energi Baru Indonesia, Kekayaan yang Selalu Menerbitkan Harapan

Indonesia memiliki potensi kekayaan energi yang begitu berlimpah, termasuk di dalamnya energi terbarukan. Lalu apa yang dilakukan Kementerian ESDM?

Penulis: Sponsored Content
zoom-in Potensi Energi Baru Indonesia, Kekayaan yang Selalu Menerbitkan Harapan
AFP Photo/Romeo Gacad
Warga bergotong-royong mendirikan kincir angin tambahan di kawasan turbin angin di Desa Kamanggih, Pulau Sumba, 19 Maret 2014. (AFP Photo/Romeo Gacad) 

TRIBUNNEWS.COM – Indonesia merupakan negara yang kaya akan keragaman potensi energi. Mulai dari Sabang hingga Merauke, sumber-sumber energi terbentang begitu luas dalam jumlah yang besar.

Semua itu tentunya harus menjadi perhatian bersama, bahwa negara ini mempunyai banyak kesempatan untuk berbicara banyak di bidang energi.

Apalagi kini telah dicanangkan program Nawa Cita yang dikomandoi Presiden Joko Widodo. Dalam salah satu visinya, program tersebut menyiratkan visi Indonesia harus bisa mewujudkan kedaulatan di bidang energi.

Dengan demikian, wajar adanya jika sumber-sumber yang belum dimaksimalkan di berbagai daerah di Indonesia harus terus digenjot pemanfaatannya oleh berbagai pihak.

Salah satu yang tidak boleh diremehkan jika bicara kedaulatan energi adalah Energi Baru Terbarukan (EBT) dan konservasi energi. Dua hal tersebut merupakan titik tolak yang penting jika ingin mewujudkan kedaulatan energi.

Dalam hal ini Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) pun memiliki rancangan sendiri agar hal itu terwujud.

Pada hari Rabu (19/8/2015), Kementerian ESDM melalui Direktorat Jenderal Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi (EBTKE) menyelenggarakan The 4th Indonesia EBTKE Conference and Exhibition (Indonesia EBTKE ConEx) 2015 dan Indonesia International Geothermal Convention and Exhibition (IIGCE) 2015 di Jakarta Convention Center (JCC), Senayan, Jakarta.

Berita Rekomendasi

Dalam kesempatan tersebut, Menteri ESDM Sudirman Said mengungkapkan acara tersebut merupakan forum untuk bersinergi antar seluruh stakeholder yang terkait dengan energi. Diharapkan, nantinya visi besar menuju kedaulatan energi nasional dapat terwujud.

“Indonesia EBTKE ConEx 2015 dan IIGCE 2015 ini diselenggarakan secara back-to-back dengan tujuan menyinergikan pemikiran dan tindakan seluruh pemangku kepentingan energi baru, terbarukan, dan konservasi energi dalam membangun kedaulatan energi nasional,” tutur Menteri ESDM ketika menyampaikan sambutan dalam acara tersebut.

Berbagai kerjasama dan penandatanganan dokumen terkait EBT pun dilakukan dalam acara yang berlangsung hingga 21 Agustus 2015 itu.

Mulai dari penandatanganan dokumen perjanjian jual beli listrik atau PPA (Power Purchased Agreement) Pembangkit Listrik Tenaga Biomassa sebesar 900 kW, Pembangkit Listrik Tenaga Air sebesar 40 MW, hingga Pembangkit Listrik Tenaga Bayu sebesar 70 MW.

Selain itu, masih ada pula beberapa Memorandum of Understanding (MoU) yang ditandatangani terkait dengan pengembangan EBT, seperti Pembangkit Listrik Tenaga Arus Laut, Pembangkit Listrik Tenaga Biogas Rumput Laut, Pembangkit Listrik Tenaga Gelombang Laut, dan lain-lain.

Semua sumber energi terbarukan tersebut tentunya merupakan kesempatan emas yang harus dimanfaatkan sesegera mungkin oleh berbagai pihak.

Apalagi kini pemerintah telah mendukung sepenuhnya lewat payung hukum yang jelas, yakni Peraturan Pemerintah (PP) No. 79 Tahun 2014 tentang Kebijakan Energi Nasional.

Dalam PP tersebut jelas dikatakan peran kontribusi energi baru dan terbarukan ditingkatkan menjadi 23% pada tahun 2025 mendatang.

Selain itu, masih ada program listrik sebesar 35.000 MW yang terus digalakkan agar negara tidak selalu bergantung pada minyak bumi untuk memenuhi kebutuhan listrik.

Sementara di bidang konservasi energi, PP tersebut juga mengatur penguatan di sisi teknologi, standarisasi, labelisasi dan sosialisasi kepada masyarakat mengenai energi baru dan terbarukan.

Diharapkan, dengan adanya PP tersebut, para stakeholders dan masyarakat luas dapat terus mendukung EBT yang selama ini masih harus dimaksimalkan potensinya.

Selain mengatur lewat payung hukum yang jelas, pemerintah juga telah melakukan delapan cara terkait pengembangan EBT.

Pertama, perbaikan tata kelola panas bumi. Kedua, pembebasan bea masuk untuk peralatan dan teknologi EBT dan konservasi energi. Ketiga, penciptaan pasar untuk pembangkit listrik berbasis EBT. Keempat, penyederhanaan perizinan untuk usaha panas bumi.

Kelima, pelibatan stakeholder dalam penyusunan kebijakan. Keenam, pendorongan pemanfaatan teknologi yang menggunakan energi secara efisien.

Ketujuh, meningkatkan jumlah manajer dan auditor energi bersertifikat. Kedelapan, membentuk brigade energi untuk mendorong penerapan konservasi dan efisiensi energi.

Kedelapan cara itu dilakukan pemerintah berdasarkan pertimbangan situasi kondisi dunia dewasa ini. Tercatat banyak negara telah beralih ke EBT dan menerapkan konservasi energi dalam jumlah yang masif.

Selain itu, Indonesia sendiri sebenarnya kaya akan keragaman potensi EBT, mulai dari yang tertanam dalam tanah hingga panas bumi dan matahari. Keragaman potensi EBT tersebut bahkan bisa dikatakan tersedia di setiap wilayah Indonesia.

Atas dasar itu, tidak heran jika pemanfaatan EBT terus digencarkan pemerintah. Kementerian ESDM pun melalui acara EBTKE ConEx 2015 dan IIGCE 2015 mengharapkan pemerintah dan berbagai stakeholder dapat saling memberi masukan dan evaluasi terkait EBT dan konservasi energi.

“Pertemuan tahunan ini diharapkan menjadi sarana mengevaluasi dan memberikan saran atau masukan kepada Pemerintah dan stakeholder lainnya dalam rangka percepatan, pengembangan, dan pemanfaatan EBTKE menuju terwujudnya kedaulatan energi nasional,” jelas Menteri ESDM saat menutup sambutannya dalam acara tersebut.

EBTKE ConEx 2015 dan IIGCE 2015 sendiri dihadiri sekitar 1.400 undangan dari berbagai latar belakang. Mulai dari Pemerintah, Kedutaan Besar negara sahabat, Badan Usaha EBTKE, badan usaha pendukung, investor, LSM, asosiasi, peneliti, akademisi, media dan masyarakat umum.

Selain itu, dua acara itu juga melibatkan hampir 100 exhibitor dari perusahaan nasional, multinasional dan instansi pemerintah.

Para undangan dan exhibitor tersebut nantinya memeriahkan berbagai kegiatan yang diselenggarakan, seperti sidang panel, training di bidang EBTKE, pameran, forum investasi, forum generasi muda EBTKE, serta aneka lomba yang melibatkan anak muda.

Sementara itu, sebagai hasil konkret dua acara yang digelar di JCC tersebut, Indonesia meluncurkan hasil kerja sama dengan Jerman terkait Pedoman Energi Terbarukan tentang Pengembangan Proyek Pembangkit Listrik Tenaga Biomass dan Biogas, serta Panduan Pelatihan Tim Pengelola Listrik Desa.

Peluncuran tersebut dilaksanakan di acara Gala Diner and Networking Evening di tempat yang sama dengan kehadiran langsung Menteri ESDM dan para stakeholder di bidang energi.

Dengan penyelenggaraan EBTKE ConEx 2015 dan IIGCE 2015 tersebut, diharapkan Indonesia mampu berbicara lebih banyak dalam bidang pemanfaatan energi baru dan terbarukan. Semua itu dilakukan dengan dasar mewujudkan kedaulatan energi nasional yang dicanangkan Presiden Joko Widodo.

Sehingga ke depannya Indonesia yang mampu memaksimalkan setiap potensi energi di dalam sumber daya alamnya bukan lagi menjadi kegiatan mimpi di siang bolong atau ucapan janji-janji manis belaka yang berujung pada kekecewaan dan kesia-siaan.

Sebaliknya, kerja keras dalam membangun energi terbarukan dan konservasi energi itu senantiasa berujung pada terbitnya satu hal penting, bahwa selalu ada harapan untuk Indonesia yang lebih baik di masa depan. (advertorial)

Jangan lewatkan informasi mengenai kedaulatan energi Indonesia di www.esdm.go.id/kedaulatanenergi.

Admin: Sponsored Content
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas