Efektifkan Waktu Saat di Bir Ali, Jemaah Gunakan Ihram Sejak di Hotel
Supaya tidak terlalu lama berada di Masjid Bir Ali, jemaah calon haji Indonesia mengenakan pakaian ihram saat dari hotel
Penulis: Adi Suhendi
Editor: Sanusi
TRIBUNNEWS.COM, MADINAH - Supaya tidak terlalu lama berada di Masjid Bir Ali, jemaah calon haji Indonesia mengenakan pakaian ihram saat dari hotel, dan saat singgah di Masjid Bir Ali ketika menuju Mekkah hanya dipergunakan untuk mengambil miqot atau batas dimulainya berhaji.
“Pakaian ihram itu digunakan sejak dari hotel, mandi sunahnya di hotel, pakai ihramnya di hotel, sampai di Bir Ali jemaah hanya salat sunah, kemudian salat sunah ihram, kemudian niat, setelah itu berangkat ke Mekkah,” tutur Kepala Daerah Kerja Madinah Nasrullah Jasam di Kantor Misi Haji Indonesia Madinah, Sabtu (30/8/2015).
Dikatakan dia, bila jemaah mengenakan ihram di Bir Ali, kemudian melakukan mandi sunah di Bir Ali meskipun kamar mandinya banyak, tetapi tidak akan efektif dan banyak menyita waktu menuju ke Mekkah.
“Kalau 10 kloter itu mandi di Bir Ali kemudian pakai ihram di Bir Ali, itu tidak efektif apalagi di situ juga bukan jemaah dari Indonesia tetapi juga dari jemaah yang lain,” ungkapnya.
Dijelaskannya, sebelum jemaah berangkat dari Madinah ke Mekah akan diawali penyerahan dokumen dari pihak hotel. Sementara jemaah yang diwakili petugas TPHI akan menyerahkan pula laporan ibadah arbain jemaah selama berada di Madinah, lalu dilakukan pengecekan kembali. Bila jemaah sudah tercukupi menjalankan ibadah 40 kali waktu salat berjamaah di Masjid Nabawi tanpa putus atau arbain jemaah baru bisa diberangkatkan.
“Kalau selesainya Dzuhur (arbainnya) itu bisa diselesaikan hari itu, kalau selesainya ashar itu masih bisa diberangkatkan, tapi kalau selesainya Maghrib atau Isya itu akan diperpanjang sampai Shubuh karena batas keberangkatan dari Madinah ke Mekkah itu hanya sampai pukul 18.00. Ketentuannya pukul 21.00 jemaah harus sudah keluar dari Bir Ali,” jelasnya.
Dengan demikian, sebelum diberangkatkan dari Madinah ke Mekkah, petugas akan memastikan betul apakah jemaah sudah benar-benar menyelesaikan arbainnya atau belum. Kemungkinan ada pula jemaah yang sudah melaksanakan arbain lebih dari 40 waktu salat.
“Jadi kita pastikan bahwa arbain jemaah itu terpenuhi bahkan untuk hari pertama ini ada yang lebih sampai 2 atau 3 kali waktu salat, karena seharusnya dia berangkat setelah Maghrib, tapi karena peraturannya tidak boleh maka mau tidak mau berangkatnya setelah subuh jadi dia dapat salat Isya dan salat Subuh (di Masjid Nabawi),” ungkapnya.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.