Komjen Buwas Angkat Senjata Sejak Kelas 3 SD
Komjen Budi Waseso sudah memegang senjata saat kelas 3 sekolah dasar, terinspirasi hobi berburu ayahnya, mantan tentara RPKAD, cikal bakal Kopassus.
Penulis: Abdul Qodir
Editor: Y Gustaman
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Abdul Qodir
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Juara menembak dan berburu lintas institusi pernah dirasakan Komjen Budi Waseso. Ia kini dipercaya sebagai Ketua Bidang Berburu Perbakin Pusat.
Hobi Buwas menembak dan berburu mendapat pengaruh besar dari mendiang ayahnya, Kolonel TNI (Purn) Dangir Marwoto, anggota Resimen Pasukan Komando Angkatan Darat (RPKAD) cikal bakal Kopassus.
"Saya sudah anggota Perbakin sejak kecil, sejak kelas 3 SD saya sudah dilatih menembak. Awalnya karena sering diajak bapak saya menembak. Saya dilatih bapak saya. Selain tentara, bapak saya juga pemburu," cerita Buwas ditemui di rumah dinasnya di Panglima Polim III nomor 8A, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Minggu (6/9/2015).
Komjen Buwas menunjukkan senjata berburu favoritnya saat ditemui di rumah dinas di Panglima Polim, Jakarta Selatan, Minggu (6/9/2015). (Tribunnews.com/Abdul Qodir)
Sudah bertahun-tahun Buwas menjalani hobinya ini. Namun, ia hampir tak bisa menyalurkan hobi tersebut sejak delapan bulan terakhir ketika tugasnya banyak setelah dipercaya sebagai Kepala Bareskrim Polri.
"Selama Kabareskrim pernah sekali berburu ke Jambi, tapi hanya semalam, besoknya langsung kembali lagi ke Jakarta," cerita dia.
Unimog milik Komjen Buwas. (Tribunnews.com/Abdul Qodir)
Sebagai pemburu profesional sekaligus penegak hukum, Buwas paham hewan target buruannya, yakni babi hutan. Tempat perburuannya di sejumlah lokasi di Sumatera dan Kalimantan yang menjadi habitat hewan yang dibenci petani ladang.
Dalam wawancara kemarin, Kepala BNN pengganti Komjen Anang Iskandar itu sempat menunjukkan sejumlah perlengkapan berburunya. Mulai senapan, tele senapan, dudukan senapan, peluru, teropong, pisau survival, hingga seragam penyamaran atau kamuflase.
Komjen Budi Waseso menunjukkan seragam penyamaran untuk berburu saat ditemui di rumah dinasnya di Panglima Polim, Jakarta Selatan, Minggu (6/9/2015). (Tribunnews.com/Abdul Qodir)
Buwas mengaku mempunyai belasan senapan berburu. Senjata-senjata berbagai tipe berada di gudang Perbakin dan bisa digunakan untuk berburu sesuai masa perizinan. "Jadi, kayanya saya itu karena kaya perlengkapan berburu saja," beber dia.
Senjata berburu favoritnya bermerk Armelad semiautomatic dengan peluru kaliber 556 milimeter. "Ini modelnya seperti senjata tempur, untuk reaksi cepat," jelas mantan Kapolda Gorontalo itu.
Ia menyadari sangat terhibur dengan hobinya berburu, meski cukup merogoh kocek. Terang saja, senapan berburu impor yang harus ditebus mencapai Rp 30 juta. Setengah dana tersebut untuk biaya pajak impor dan perizinan.
Mobil tua koleksi Komjen Budi Waseso. (Tribunnews.com/Theresia Felisiani)
"Enggak mahal, ini relatif. Kalau dibilang mahal, kan amunisi untuk satu tembakan paling Rp 9 sampai Rp 10 ribu. Tapi, kan satu kotak amunisi ini tidak habis dalam sekali berburu. Karena dalam menembak ada aturannya, enggak bisa semaunya keluarkan peluru. Yang profesional, one shoot one killed. Jadi, satu tembakan harus tepat sasaran semisal di jantung atau kepala, sehingga harus mematikan, tidak menyiksa hewan itu," terang dia.
Untuk operasional perburuan, Buwas memiliki dua Jeep tua dan unimog. "Saya tujuh bersaudara. Seluruhnya kakak dan adik saya juga punya Jeep, karena hobi kami kebetulan juga sama, berburu. Mungkin juga karena pengaruh bapak," tukas Buwas.
Terhitung Senin (7/9/2015), Buwas akan menjabat sebagai Kepala BNN. Ia belum tahu apakah masih bisa menyalurkan hobi berburunya kelak mengingat tugas Kepala BNN tak kalah padat dengan Kepala Bareskrim Polri.