Komjen Buwas dan 'Si Buas'
Menurut Buwas, nama ikan arwananya itu terinspirasi dari panggilan dirinya saat ini. Ia mengaku tidak sakit hati atau kesal dengan panggilan "Buwas".
Penulis: Abdul Qodir
Editor: Gusti Sawabi
TRIBUNNEWS.COM - "Awas, jangan terlalu dekat dengan ikan arwana itu. Jangan pakai cahaya (blitz) kalau mau foto saya, kamera videonya nggak perlu pakai lampu. Nanti dia stress."
Begitu permintaan Komjen Pol Budi Waseso atau lebih dikenal dengan sapaan Buwas, saat awak Tribun memasuki ruang tamu dekat akurium berisi ikan seekor arwana di rumah dinas, Jalan Panglima Polim III nomor 8A, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan pada Minggu (6/9/2015) petang.
Tak lama kemudian, Buwas meminta putri keduanya, Nindita Dwiindah Pratiwi (22), untuk membantu menutupi akuarium tersebut dengan sehelai kain.
Buwas menceritakan, ikan kesayangannya itu tengah dalam kondisi stress setelah mendapatkan kejutan cahaya blitz dari kamera seorang fotografer yang mengambil fotonya sehari sebelumnya.
"Kemarin ada cahaya blitz, dia loncat dan kena bagian atas akuriumnya. Mungkin kesakitan," ujarnya.
Arwana milik Buwas tersebut berukuran setengah lengan orang dewasa dan berwarna oranye. Ikan tersebut ditempatkan di sebuah akuarium berukuran 2x1x1 m³ atau meter kubik dan yang diletakkan di sisi kiri ruang tamu. Bebatuan kecil, cahaya lampu kemerahan plus aerasi atau gelembung udara mempercantik istana arwana milik Buwas itu.
Buwas menceritakan, ikan arwananya itu merupakan pemberian dari teman kecilnya. Semula ia menolak lantaran tidak terbiasa dan telaten memelihara hewan peliharaan. Ia khawatir tidak bisa merawat hewan tersebut dan justru akan membuatnya tersiksa.
Namun, karena terus dipaksa, akhirnya ia menerima dan berupaya merawat hewan tersebut. "Jadi, sebelum berangkat ke kantor, saya lihat ikan saya dulu, lalu saya kasih makan. Tadinya waktu dikasih ikan ini masih kecil, paling baru beberapa bulan. Sekarang umurnya sudah 2,5 tahun," ujarnya.
Ada beberapa jenis pakan yang menjadi kesukaan Arwana milik Buwas tersebut. Di antaranya, cacing darah beku, kelabang hingga kalajengking. Dan kalajengking lah yang merupakan binatang mematikan menjadi pakan favorit ikan arwana tersebut.
Oleh karena pakan favorit itu, sang pemilik menamakan arwana kesayangannya itu dengan nama, "Si Buas".
"Yah, dia memang buas kok kalau makan kalajengking," kata Buwas diikuti tawa kecilnya.
Menurut Buwas, nama ikan arwananya itu terinspirasi dari panggilan dirinya saat ini. Ia mengaku tidak sakit hati atau kesal dengan panggilan "Buwas". Sebab, panggilan tersebut semata untuk membedakan singkatan nama dirinya dengan pimpinan KPK (nonaktif) Bambang Widjojanto ata BW.
Hobi Buwas memelihara ikan arwana ini lebih kurang sama dengan kegemaran Susno.
Susno sejak menjabat Kapolda Jawa Barat telah memelihara ikan arwana. Ia pun memboyong ikan tersebut ke ruang kerjanya saat menjabata Kabareskrim.
Bahkan, istilah penyebutan Cicak versus Buaya untuk gambaran KPK versus Polri muncul dari ikan arwana milik Susno itu.
Saat berada di ruang kerja Kabareskrim, Susno diwawancarai wartawan dan diminta menjelaskan tentang pengakuan dirinya yang kena sadap pihak Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) dengan tuduhan terindikasi isu uang Rp 10 miliar dan terkait penanganan kasus Bank Century.
Menurut Susno, ia ketahui info tersebut dari alat sadap Polri. Susno membandingkan kecanggihan alat sadap yang dimiliki oleh pihak Polri dan KPK bak Cicak dan Buaya. Sebab, saat itu kebetulan di akurium ikan arwananya ada seekor Cicak.
Terlepas dari cerita kesamaan hobi memelihara ikan arwana itu, yang jelas, Buwas saat masih berpangkat Kombes atau menjabat Kepala Pusat Pengawasan dan Pengamanan Internal (Kapuspaminal) Polri, tak gentar menangkap Susno Duadji di Bandara Soekarno-Hatta, Tangerang, Banten, saat dia hendak terbang ke Singapura pada April 2010. Saat itu, Susno dinilai melanggar aturan karena berupaya pergi ke luar negeri tanpa izin pimpinan Polri. (coz)
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.