Ini Alasan Presiden Tidak Bisa Melayat Adnan Buyung
Menurutnya, antara Joko Widodo dan almarhum terdapat hubungan emosional yang kuat.
Editor: Malvyandie Haryadi
Laporan Wartawan Tribunnews, Nurmulia Rekso
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Presiden Joko Widodo tidak bisa hadir melayat, ke kediaman almarhum Adnan Buyung Nasution, di Jalan Poncol Lestari, Jakarta Selatan hari ini, Rabu (24/9/2015).
Kepala Staf Presiden (KSP), Teten Masduki, menyebut Presiden masih di luar kota.
"Pak Presiden tidak bisa melayat ke rumah duka, karena lagi kunjungan kerja, koordinasi pemadaman kebakaran hutan di Kalimantam Selatan," kata Teten Masduki, kepada wartawan di kediaman almarhum.
Setelah dari Kalimantan Selatan, menurut Teten Masduki, Presiden rencananya akan melanjutkan perjalanan ke Sumatera Utara, untuk memeriksa keadaan masyarakat di sekitar Gunung Sinabung.
"Tadi Pak Presiden sudah memberikan (pernyataan) duka cita yang mendalam," ujarnya.
Presiden mengenal almarhum karena saat kampanye beberapa kali sempat bertemu.
Menurutnya, antara Joko Widodo dan almarhum terdapat hubungan emosional yang kuat.
Selain itu keduanya punya persamaan pemikiran yang kuat.
"Pak Presiden juga respect terhadap apa yang dilakukan Pak Adnan," jelasnya.
Teten sendiri mengaku kenal dekat dengan almarhum. Ia kenal sejak tahun 1990, saat ia bergabung dengan Yayasan Lembaga Bantuan Hukum Indonesia, (YLBHI), yang didirikan almarhum.
Teten mengaku banyak belajar dari almarhum. Bukan hanya masalah kebangsaan, akan tetapi juga masalah kehidupan sosial.
Ia secara pribadi merasa kehilangan atas wafatnya Adnan Buyung Nasution.
"Beliau selalu membantu kapan saja kalau saya perlu, bang Buyung pasti terima," tandasnya.