Sosok Adnan Buyung di Mata Aktivis Antikorupsi
Kesan itu pertama kali dirasakannya saat masih duduk di bangku kuliah pada tahun 1994 lalu.
Penulis: Srihandriatmo Malau
Editor: Hasanudin Aco
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Para aktivis antikorupsi merasakan kehilangan Adnan Buyung Nasution, sosok pendekar hukum dan pembela rakyat miskin pada, Rabu (23/9/2015).
Kenangan akan sosok Bang Buyung, demikian Adnan Buyung biasa disapa, masih membekas pada diri aktivis antokorupsi, Direktur Indonesian Parliamentary Center (IPC) Sulastio.
Kesan seorang pemberani dan apa adanya, dirasakan Sulastio setiap kali mengenang sosok Bang Buyung "sang dosen."
Kesan itu pertama kali dirasakannya saat masih duduk di bangku kuliah pada tahun 1994 lalu.
"Saya pernah bikin seminar dan undang Bang Buyung sebagai pembicara. Ketika saya datang ke kantornya YLBHI untuk menyampaikan undangan, beliau meminta ketegasan kami panitia supaya acaranya bisa jalan terus walaupun pihak keamanan dan kampus melarang," kenangnya kepada Tribunnews.com, Rabu (23/9/2015).
"Kalimatnya yang meminta kami Untuk tidak boleh tunduk pada penguasa, itu tidak pernah saya lupakan," dia menambahkan.
Kesan lainnya mengenai pribadi Bang Buyung disampaikan aktivis antikorupsi Manajer Advokasi Aliansi Masyarakat Sipil untuk Demokrasi (YAPPIKA), Hendrik Rosdinar.
Baginya, Bang Buyung adalah sosok yang begitu populer di dunia praktisi hukum. Popularitasnya tidak hanya untuk generasinya saja, tetapi lintas generasi.
"Popularitas yang bukan karena sensasi tetapi karena prestasi dan dedikasi. Bang Buyung tak pernah takut berbeda pendapat dengan kolega-koleganya. Dia teguh dengan cara pandang dan tafsir hukum yang diyakininya," kenangnya.
Senada dengan itu, Peneliti Hukum dan kebijakan Transparency International Indonesia (TII), Reza Syahwawi bangga terhadap sosok Bang Buyung, yang telah mengabdikan hampir seluruh umurnya untuk perbaikan hukum di Indonesia.
"Beliau satu dari sedikit tokoh hukum yang mengabdikan hampir seluruh umurnya untuk perbaikan hukum di Indonesia. Tak banyak orang yang begitu produktif di usia senja. Tapi Bang Buyung membuktikan sebaliknya," kenangnya.
Para aktivis antikorupsi dan Indonesian Corruption Watch (ICW) benar-benar merasakan dukacita mendalam atas kepergian untuk selama-lamanya Bang Buyung.
"Kami berduka atas meninggalnya Bang Adnan Buyung Nasution. Indonesia kehilangan satu pemikir dan pendekar hukum, ham dan pembela rakyat miskin," ucap Febri Hendri, Peneliti Indonesian Corruption Watch (ICW), kepada Tribun, Rabu (23/9/2015).
"Selamat jalan Bang Buyung, semoga mendapatkan tempat terbaik di sisi-Nya. Amin," ucap para aktivis antikorupsi.