Menhub Jonan Minta Asisten Masinis Tidak Ditugaskan di Jalur Padat
Jonan pun meminta agar semua asisten masinis dipindahkan ke stasiun yang sepi penumpang
Penulis: Adiatmaputra Fajar Pratama
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Menteri Perhubungan Ignasius Jonan kesal dengan banyaknya asisten masinis yang masih bekerja di jam sibuk dan stasiun yang padat penumpang.
Jonan pun meminta agar semua asisten masinis dipindahkan ke stasiun yang sepi penumpang.
Tujuan utama Jonan meminta pemindahan semua asisten masinis bukan di jam sibuk orang pergi dan pulang kantor, karena ingin mencegah kecelakaan seperti di stasiun Juanda kemarin.
Jonan pun sudah melihat buktinya kemampuan asisten masinis yang mengakibatkan kecelakaan.
"Kalau mau asisten yang bawa cari yang sepi disana Tangerang, jadi jarak antar stasiunnya jauh," kata Jonan, Kamis(24/9/2015).
Direktur Utama PT KAI Commuter Line Jabodetabek (KCJ) MN Fadhila pun akhirnya mengikuti saran dari Jonan.
Ke depannya kata Fadhila tidak akan ada lagi asisten masinis di KRL pada stasiun yang padat penumpang dan jam pergi dan pulang kantor.
"Sesuai peringatan dari pak Jonan asisten masinis tidak ada lagi saat peak hour," ungkap Fadhila.
Fadhila memaparkan alasan utama asistem masinis harus bekerja di stasiun padat, sebagai syarat mendapatkan jabatan masinis utama.
Hal yang harus dipenuhi saat masih menjadi masinis utama adalah bekerja selama 4000 jam.
"Tapi pemenuhan 4000 jam mutlak," papar Fadhila.
Sampai berita diturunkan, ada 42 korban penumpang KRL 1154 yang berada di stasiun Juanda. Saat ini para korban dirawat di RSPAD Gatot Subroto bersama asisten masinis Krisbanu Dwianggoro dan masinis Gustian.
Sebelumnya diberitakan Tribunnews, penyebab terjadinya kecelakaan di stasiun Juanda karena asisten masinis Krisbanu Dwianggoro yang membawa KRL 1156 dari stasiun Sawah Besar ke Stasiun Juanda tidak memperhatikan aspek kuning dan aspek merah (rambu-rambu di perkeretaapian).
Hal itu pun membuat KRL 1156 bertabrakan dengan KRL 1155 yang masih menunggu penumpang di stasiun Juanda.